Kabinet Gemuk Prabowo, Dr. Tifa: Strategi Jitu atau Beban Berat?

Bisnisbandung.com - Presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kabinet dengan jumlah menteri dan wakil menteri yang lebih besar dari pemerintahan sebelumnya.

Fenomena ini menuai sorotan dari berbagai pihak termasuk Dr. Tifa yang mengkritisi kebijakan tersebut dalam sebuah video di kanal YouTube-nya.

Dr. Tifa menyoroti fakta bahwa kabinet Prabowo menjadi yang terbesar dalam sejarah Indonesia.

Baca Juga: Heboh! Perusahan Asuransi Mulai Tinggalkan California, Kenapa?

Dengan jumlah total mencapai 109 anggota terdiri dari 48 menteri dan 56 wakil menteri.

Menurutnya jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan kabinet presiden Amerika Serikat yang hanya terdiri dari sekitar 15 hingga 20 anggota.

"Apakah ini strategi politik atau justru beban bagi pemerintahan?" ujar Dr. Tifa.

Salah satu alasan utama pembentukan kabinet gemuk ini adalah akomodasi politik.

Prabowo menang dengan dukungan koalisi besar yang terdiri dari berbagai partai seperti Gerindra, Golkar, PAN, dan partai-partai lainnya.

Baca Juga: Teknologi China Guncang Amerika Serikat, Apa Dampaknya untuk Indonesia?

Untuk menjaga stabilitas politik dan menghindari konflik internal, pembagian kursi menteri dan wakil menteri dianggap sebagai solusi.

"Kabinet gemuk sering kali merupakan kompromi politik untuk memastikan dukungan di DPR dan mengurangi oposisi," jelasnya.

Selain itu sistem pemerintahan di Indonesia juga berbeda dengan Amerika Serikat.

Indonesia menganut sistem presidensial dengan elemen parlementer sehingga presiden harus memastikan dukungan legislatif dengan cara berbagi kekuasaan.

Baca Juga: Ekspansi Maritim, Strategi Cina Menguasai Laut Tuai Kritik Tajam Negara-Negara Barat