Siasat Naikkan Citra Presiden Prabowo? Agustinus Berspekulasi ada Strategi Good Cop, Bad Cop

photo author
- Jumat, 7 Februari 2025 | 21:00 WIB
Prabowo Subianto, Presiden RI (Tangkap layar youtube Hersubeno Point)
Prabowo Subianto, Presiden RI (Tangkap layar youtube Hersubeno Point)

bisnisbandung.com - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memasuki 100 hari pertama dengan berbagai kebijakan yang memicu polemik di masyarakat.

 Pegiat media sosial Agustinus Edy Kristianto menyoroti pola berulang dalam pengambilan kebijakan dan cara komunikasi politik yang diterapkan oleh pemerintahan saat ini.

“Nah, saya jadi berpikir begini. Makanya saya tulis tentang strategi good cop, bad cop. Jangan-jangan ini memang bagian dari strategi komunikasi politik pemerintahan saat ini,” ungkapnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Hersubeno Arief.

Baca Juga: Jokowi Bakal Dihantui IKN, Rocky Gerung: Proyek Besar yang Terancam Mangkrak!

 Menurutnya, terdapat indikasi strategi komunikasi politik yang disengaja, di mana pemerintah seolah memainkan peran sebagai "pahlawan" dengan membatalkan kebijakan-kebijakan yang sebelumnya dikeluarkan oleh para menterinya.

Sejumlah kebijakan yang menuai kontroversi, seperti penerapan PPN 12% dan kebijakan larangan pengecer menjual LPG 3 kg, awalnya dikeluarkan oleh kementerian terkait.

 Namun, ketika kebijakan tersebut memicu protes publik, Presiden Prabowo turun tangan dan membatalkannya.

Baca Juga: DPR Jadi Super Berkuasa,Hersubeno: Kini Bisa Evaluasi dan Copot Pimpinan Lembaga Negara

Hal ini menciptakan kesan bahwa presiden berpihak kepada rakyat dengan mencabut kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat.

Agustinus menilai bahwa pola ini bisa menunjukkan dua kemungkinan. Jika kejadian tersebut terjadi secara alami, maka hal ini mengindikasikan adanya masalah dalam manajemen pemerintahan, di mana koordinasi antara presiden dan para menteri tidak berjalan dengan baik.

 Seharusnya, kebijakan yang strategis dan berdampak luas tidak bisa lolos begitu saja tanpa pertimbangan matang sejak awal.

Tetapi, jika pola ini memang disengaja sebagai strategi komunikasi politik, maka ada indikasi manipulasi persepsi publik.

Baca Juga: ‘RIP Hukum Tata Negara’ Dosen ITB Ardianto Satriawan Soroti Kebijakan Diubah Seenaknya

“Tapi kalau polanya seperti ini, ini kan kasarnya begini: kalau dulu politik pencitraannya itu ‘masuk gorong-gorong’, sekarang main ‘pahlawan-pahlawanan’,” kritiknya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X