bisnisbandung.com - Eep Saefulloh Fatah menyoroti perjalanan politik Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden termuda dalam sejarah Indonesia.
Dalam pandangannya, posisi ini tidak hanya memberikan keuntungan politik, tetapi juga membawa sejumlah risiko besar yang dapat menjadi jebakan di masa depan, akibat dari akrobat politiknnya sendiri.
Ia menggarisbawahi bahwa eksposur besar-besaran terhadap Gibran di media sosial maupun media massa membuka peluang bagi publik untuk menilai secara rinci kemampuan dan kekurangannya.
Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Pendukung Jokowi Makin Konyol, Sekelas Ketua PBNU Ikut-Ikutan
Salah satu kritik utama adalah keterbatasan Gibran dalam komunikasi publik, yang menurut Eep terlihat dari sejumlah momen viral.
Menurut Eep, sebagai sosok muda yang masih minim pengalaman politik nasional, Gibran menghadapi dua kemungkinan strategi dalam membangun karier politiknya.
Pertama, ia dapat memilih untuk "bersembunyi dalam gelap" dan muncul di momen yang tepat sebagai kejutan politik.
Strategi ini dapat memanfaatkan elemen kejutan untuk menarik perhatian dan menggalang dukungan.
Baca Juga: Andy Budiman: Klarifikasi OCCRP Buktikan Jokowi Bebas dari Tuduhan!
Namun, sebagai Wakil Presiden yang terus berada di bawah sorotan publik, opsi ini tidak tersedia untuk Gibran.
Ia harus menjalani strategi kedua, yaitu tetap berada di bawah lampu sorot selama lima tahun masa jabatannya.
“Jadi, akrobat politik Gibran bukan tanpa risiko. Kita tidak bisa menilai bahwa karena ia Wakil Presiden, maka ia otomatis punya harapan besar untuk menjadi kompetitor atau kontender bagi siapa pun dalam satu kontestasi di masa depan yang dekat,” bebernya.
“Sebagai Wakil Presiden, ia memang memiliki modal yang luar biasa banyak. Tapi jangan lupa, berada di bawah lampu sorot juga bisa menjadi jebakan,” lanjut Eep Saefulloh dilansir dari youtube keep talking.
Artikel Terkait
Paspampres Klarifikasi Video Viral, Tidak Ada Pengusiran Jemaah Saat Gibran Shalat
Silfester Matutina Sebut Jokowi dan Gibran Sangat Bahagia dan Bersyukur Dipecat dari PDIP
Gibran: Presiden Prabowo Beri Atensi Khusus untuk Kelancaran Nataru
Tidak Mudah Menjadi Gibran, Adi Prayitno: Perjalanan Politik Penuh Kontroversi
PDIP Memantapkan Diri Sebagai Oposisi, Pengamat Politik UGM: Terhadap Prabowo-Gibran atau Jokowi?
MK Batalkan Ambang Batas, Adi Prayitno: Gibran dan Anies Bisa Maju Tanpa Partai Besar