Namun PDIP justru menggunakan diksi “pemecatan” yang terkesan tidak menghormati Jokowi sebagai presiden dan tokoh besar.
“Pemecatan ini disebut sebagai bentuk sanksi kepada Jokowi, bahkan PDIP menyatakan tidak lagi memiliki hubungan apapun dengan Jokowi. Ini langkah yang sungguh melecehkan,” tegas Ade Armando.
Ade Armando juga memperingatkan bahwa keputusan ini bisa menjadi bumerang besar bagi PDIP.
Menurutnya masyarakat yang memperhatikan politik Indonesia memahami bahwa Jokowi bukan pengkhianat PDIP melainkan pihak yang disingkirkan oleh partai tersebut.
“Langkah ini menunjukkan bahwa PDIP telah kehilangan akal sehatnya. Dalam jangka panjang keputusan ini akan merugikan mereka sendiri,” ujar Ade Armando.
Ade Armando menutup argumennya dengan mengajak masyarakat untuk menggunakan logika dalam menyikapi situasi ini.
“Hanya dengan akal sehat kita bisa memahami situasi politik yang sedang terjadi dan hanya dengan akal sehat kita bisa selamat,” pungkasnya.***
Artikel Terkait
Ade Armando Sebut Pemecatan Jokowi oleh PDIP Sebagai Blunder Besar
Mengejutkan! Said Didu Sebut Pemerintahan Jokowi Dikelilingi Angin Anti-Pemerubahan
Jokowi Bikin Partai? Adi Prayitno: Separuh Suara PDIP Bisa Raib!
Polda Jabar Bongkar Korupsi Proyek RSUD Al Ihsan, Negara Rugi Rp 12,8 Miliar!
Berbeda dari Jokowi, Rocky Gerung: Prabowo Setop Proyek Infrastruktur Jalan Tol
Strategi Indonesia Hadapi Serangan Ekonomi China, Rhenald Kasali Angkat Bicara