Bisnisbandung.com - Wartawan senior Bambang Harymurti mengungkapkan pandangannya terkait strategi Prabowo Subianto sebagai presiden berikutnya.
Menurut Bambang Harymurti ada tiga "cangkir" yang harus dituntaskan oleh Prabowo jika ingin berhasil menjalankan agenda pemerintahannya.
Tiga "cangkir" tersebut adalah cangkir politik, cangkir oligarki, dan cangkir hukum.
Baca Juga: Dari Jazz Hingga AI: Menyambut Generasi Beta, Penerus Generasi Alpha yang Revolusioner
Bambang Harymurti menilai bahwa Prabowo memiliki kepentingan besar untuk mengubah berbagai undang-undang demi mewujudkan visi politiknya.
"Setidaknya ada 11 undang-undang yang harus direvisi untuk mendukung kebijakan besar seperti restrukturisasi BUMN dan pengelolaan dana investasi nasional. Tahun pertama pemerintahannya akan sangat kritis," ujar Bambang yang dikutip dari youtube Total Politik.
Ia juga menyebut bahwa Prabowo adalah sosok yang konstitusional dan tidak ingin melanggar aturan.
Namun Bambang Harymurti mencatat bahwa fokus Prabowo pada undang-undang ini juga mencerminkan caranya mengelola konflik terinspirasi dari gaya kepemimpinan mantan Presiden Soeharto.
Baca Juga: Misteri Natal di Seluruh Dunia: Tradisi Unik dari Santa Claus hingga Grandfather Frost
Bambang Harymurti mengungkapkan bahwa Prabowo kemungkinan akan menerapkan evaluasi ketat terhadap menteri-menterinya setiap enam bulan.
"Tradisi ini sudah terlihat sejak ia memimpin Kopassus. Kalau tidak memenuhi target, ya diganti. Ini bagian dari manajemen kompetisi di kabinet," jelas Bambang Harymurti.
Strategi ini juga termasuk adu kompetisi antarmenteri untuk memastikan kinerja yang maksimal.
"Mungkin ada menteri-menteri yang diadu dan pada akhirnya presiden yang akan menang karena mendapatkan hasil terbaik dari kompetisi tersebut," tambahnya.
Bambang Harymurti menyoroti bahwa Prabowo juga harus menghadapi tantangan besar dalam mengelola oligarki.
Baca Juga: TJENDANA DAPOER SUNDA Buka Cabang Baru dengan Area Lebih Luas
Artikel Terkait
Prabowo Ungkap Detail Pertemuan dengan Jokowi, Temu Kangen atau Lebih dari Itu?
Profil Tina Talisa, Staf Khusus Wakil Presiden Gibran
Projo Tunda Kongres Nasional, Rocky Gerung: Menuju Partai Politik atau Tetap Relawan?
Anies Baswedan Tak Diizinkan Jenguk Tom Lembong, Ini Penjelasannya
Cak Lontong: Kemenangan Pramono-Rano adalah Kemenangan Demokrasi Warga Jakarta
Konflik Internal Golkar Memanas, Jusuf Kalla Laporkan Agung Laksono