bisnisbandung.com - Adi Prayitno menyoroti kemenangan pasangan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin di Jawa Tengah sebagai hasil dari mesin politik yang kuat dan strategi kampanye yang terencana.
Menurutnya, keberhasilan ini tidak terlepas dari kombinasi yang tepat antara figur nasionalis dan representasi kelompok Islam, khususnya Nahdliyin, yang mampu memenuhi kebutuhan politik pemilih di Jawa Tengah.
“Dua kekuatan politik ini cukup memenuhi kebutuhan pemilih di Jawa Tengah,” lugas Adi Prayitno dilansir dari youtube Nusantara TV.
Baca Juga: BRI Rayakan Hari Menanam Pohon dengan Tanam 5.000 Bibit di Desa Kutuh, Bali
“Saya kira memang harus diakui bahwa ini adalah satu realitas politik yang harus diterima oleh PDIP, di mana kandang banteng mereka harus jebol dan kalah oleh kekuatan politik dari koalisi KIM,” lanjutnya.
Ia menjelaskan bahwa Luthfi dan Taj Yasin memiliki popularitas serta elektabilitas yang sudah terbangun jauh sebelum masa kampanye dimulai.
Mesin politik yang bekerja sejak lama menjadi pondasi utama bagi pasangan ini untuk meraih kemenangan, melampaui kandidat PDIP, Andika Perkasa, yang dinilai memulai persiapan terlalu singkat.
“Berbeda dengan Ahmad Lutfi dan Taj Yasin, Pak Andika Perkasa di-launching sebagai calon untuk Jawa Tengah hanya sekitar dua atau tiga bulan sebelum masa kampanye,” jelas Adi Prayitno.
Baca Juga: Eep Saefulloh: Ada Kecemasan di Balik Prabowo Bawa Oleh-Oleh dari Lawatannya ke Luar Negeri
Selain itu, Adi Prayitno menilai bahwa meski endorsement dari mantan Presiden Jokowi memberikan dampak positif, perannya lebih sebagai pelengkap dibandingkan faktor utama.
Dukungan Jokowi hanya memperkuat citra pasangan Luthfi-Taj Yasin di mata pemilih, tetapi bukan menjadi penentu utama dalam kemenangan mereka.
“Karena percuma mendapatkan endorsement dari Jokowi dan pihak lain jika kandidat yang diusung itu Barang yang tidak bagus,” tuturnya.
Baca Juga: Anies Baswedan Buka Suara Perihal Partai Perubahan, Tegaskan Tidak Pernah Menyetujui
Adi Prayitno melihat lemahnya soliditas PDIP di Jawa Tengah juga menjadi penyebab kekalahan mereka.
Artikel Terkait
Sobary Geram Jokowi Jadi Jurkam di Jawa Tengah: Jangan Ada Lagi Jokowi di Panggung Pemerintahan
Sobary Ungkap Tanda Panggung Politik Jokowi di Jakarta dan Jawa Tengah Tidak Tertolong
Jawa Tengah Jadi Kandang Bansos, Deddy Sitorus: Kandang Banteng Kini di Jakarta
Hasto Ungkap Dalang Terkoyaknya Demokrasi di Pilkada, Salah Satunya Ambisi Jokowi
Peluang Politik Baru, Rocky Gerung Sebut Indonesia Harus Lepas dari Cengkeraman Jokowi
PDIP Gagal Selamatkan Kemenangan di Jawa Tengah, Denny Siregar: Seharusnya Bambang Pacul Mundur