bisnisbandung.com - Eep Saefulloh Fatah menyoroti lawatan luar negeri Presiden Prabowo Subianto yang menghasilkan komitmen investasi sebesar 18,5 miliar USD atau sekitar Rp294,6 triliun.
Menurut Eep, meski ini merupakan pencapaian yang patut diapresiasi, ada kecemasan yang muncul terkait implikasi dari keberhasilan tersebut terhadap politik anggaran dalam negeri.
“Tetapi di balik itu, sebetulnya oleh-oleh yang juga dibawa ke kita adalah kecemasan,” ungkapnya dilansir dari youtube Keep Talking.
Baca Juga: Anies Baswedan Buka Suara Perihal Partai Perubahan, Tegaskan Tidak Pernah Menyetujui
Eep mengingatkan bahwa Prabowo menghadapi situasi anggaran yang menantang, dengan sejumlah kebijakan besar yang memerlukan pendanaan signifikan.
“Ada banyak sekali kebijakan yang sifatnya mercusuar, dalam pengertian kebijakan besar yang harus menggelontorkan dana amat sangat besar yang dikelola oleh pemerintah,” bebernya.
Salah satunya adalah pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), warisan dari pemerintahan sebelumnya, yang diiringi oleh program ambisius pemerintahan Prabowo sendiri, seperti makan siang gratis untuk siswa.
Baca Juga: Anies Baswedan Merasa Bertanggung Jawab Tom Lembong Jadi Korban: Saya Punya Beban Moral
“Presiden Prabowo Subianto harus menghadapi persoalan politik anggaran ini dengan hati-hati, sebab kita tahu bahwa dalam bahasa sehari-hari, yang tentu saja punya simplifikasi di dalamnya, kita bisa bilang pemerintah terancam untuk tidak punya uang,” lugasnya.
Eep Saefulloh beranggapan bahwa tantangan ini semakin berat di tengah kondisi ekonomi global yang belum stabil.
Krisis pangan, energi, dan dampak perubahan iklim menjadi faktor eksternal yang tidak bisa dihindari, sementara ketegangan geopolitik dan potensi konflik antarnegara menambah kompleksitas situasi.
Baca Juga: Fenomena Dua Matahari, Rocky Gerung: Prabowo Bersinar di Luar Negeri dan Gibran di Dalam Negeri
Ia juga menyoroti bagaimana janji-janji kampanye Prabowo kini menjadi tekanan untuk direalisasikan, di saat kebutuhan anggaran semakin meningkat.
Dalam pandangannya, meskipun komitmen investasi dari luar negeri memberikan peluang, pemerintah harus berhati-hati dalam mengelola anggaran agar tidak hanya memenuhi kebutuhan pembangunan, tetapi juga menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Artikel Terkait
Target Rampung Tahun 2025, Prabowo Pacu Penyelesaian 48 PSN
Kabar Baik! Prabowo Janji Tambah Gaji Guru ASN dan Non-ASN
Presiden Prabowo Tetapkan Kenaikan Upah Minimum 6,5%, Ini Alasan di Baliknya
Rp 17,15 Triliun Disiapkan Prabowo, Ribuan Sekolah Akan Dapat Fasilitas Baru di 2025
Gibran Wapres Paling Hiperaktif di Indonesia, Rudi S Kamri: Pak Prabowo Harus Waspada
Fenomena Dua Matahari, Rocky Gerung: Prabowo Bersinar di Luar Negeri dan Gibran di Dalam Negeri