Bisnisbandung.com - Mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua mengungkap sejumlah masalah serius terkait korupsi di Indonesia.
Dikutip dari youtube Roemah Pemoeda, Abdullah Hehamahua memaparkan bagaimana korupsi telah mengakar dalam sistem politik dan hukum di tanah air.
Menurut Abdullah Hehamahua koruptor di Indonesia memiliki tiga kekuatan utama: uang, geng (kelompok pendukung), dan senjata.
Baca Juga: Dukung Pertumbuhan UMKM Indonesia, Bazar UMKM BRILiaN 2024 Kembali Hadir
"Kalau uang tidak cukup mereka pakai geng. Kalau geng tidak mempan senjata pun dimainkan," ujarnya.
Situasi ini menciptakan oligarki yang memperkuat posisi koruptor dalam sistem pemerintahan.
Abdullah Hehamahua menyoroti mahalnya biaya politik di Indonesia.
Contohnya, seorang calon anggota DPR di Sulawesi Selatan mengeluarkan Rp150 miliar untuk mendapatkan 1,5 juta suara.
Bahkan biaya pilkada gubernur di Kalimantan Selatan mencapai Rp700 miliar.
"Biaya sebesar itu pasti menuntut imbal balik dan ujungnya adalah korupsi," tambahnya.
Ia juga mengkritik keterlibatan hakim dalam mafia peradilan.
Abdullah Hehamahua mengungkapkan bahwa sejak era Orde Baru hingga Reformasi korupsi dalam lembaga peradilan semakin sistematis.
"Dulu korupsi di bawah meja sekarang di atas meja. Bahkan mejanya pun sudah hilang," tegasnya.
Baca Juga: Trailer Film ‘Mary’ dari Netflix: Kisah Kelahiran Yesus dari Perspektif Maria yang Menuai Kritik
Artikel Terkait
Tom Lembong dan Said Didu, Rocky Gerung: Dua Tokoh yang Mengguncang Kekuasaan Jokowi
Apa Sebenarnya yang Terjadi? Ikrar Nusa Bakti Soroti Langkah Presiden Prabowo
Gibran Buktikan Dirinya, Muhammad Qodari: Lebih dari Sekadar Anak Presiden
Cawe-cawe Partai Coklat, Ikrar Nusa Bakti: Presiden Prabowo Harus Bertindak!
KPK Lemah, Apa yang Harus Dilakukan Masyarakat? Ini Saran Bivitri Susanti
Prabowo Sang Endorser, Pandji: Presiden untuk Semua atau Partai?