Boni Hargens melihat program ini sebagai bentuk refleksi besar dalam sistem politik Indonesia. Ia menggarisbawahi bahwa peningkatan partisipasi masyarakat melalui saluran digital bisa menjadi indikator berkurangnya kepercayaan terhadap lembaga legislatif.
Kondisi ini menjadi peringatan penting bagi parlemen untuk memperbaiki kinerjanya agar tetap relevan di mata rakyat.
Dari aspek politik, Boni juga menyoroti bagaimana program ini turut memengaruhi persepsi publik. Ia menyebut bahwa pencitraan, dalam politik, adalah hal yang wajar dan justru diperlukan untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
“Jika ada yang mengatakan ini adalah pencitraan, dalam politik itu sah-sah saja, karena pencitraan juga adalah soal persepsi,” tutur Boni Hargens.***
Baca Juga: Prabowo Diminta Segera Reshuffle Kabinet, Prof. Didin Soroti Sri Mulyani!
Artikel Terkait
Ade Armando Tidak Habis Pikir dengan Maruar Sirait, Enggan Pasang Foto Gibran Saat Presentasi
Irma Suryani Menilai Maruar Sirait Lecehkan Posisi Wapres karena Tak Pasang Foto Gibran
Gibran Luncurkan ‘Lapor Mas Wapres’, Rudi S Kamri: Lapor, Akun Fufufafa Punya Siapa Mas?
Rudi S Kamri Geram Gibran Belum Genap 100 Hari Sudah Offside: Mentalnya Masih Seperti Kepala Daerah
Gibran Adalah Pemimpin Teladan, Ade Armando: Mereka yang Merendahkan Tahu Keunggulan Gibran
Gibran Bawa Solo Raih Peringkat 4 Kota Paling Toleran, Ini Perjuangannya!