Di sisi lain, pengamat menilai bahwa Sri Mulyani sebagai Menkeu membawa tantangan tersendiri, terutama dengan pendekatannya yang kerap mengandalkan utang sebagai instrumen fiskal.
Pendekatan ini disukai oleh kalangan perbankan, namun juga memperbesar beban negara.
Penanganan ekonomi nasional yang tidak hanya mengandalkan utang, melainkan mendorong investasi lokal dan menciptakan lapangan pekerjaan, dinilai sebagai kebutuhan mendesak.
Untuk menjaga keseimbangan ekonomi yang lebih baik, dibutuhkan juga kebijakan yang mendukung kelas menengah, yang kini tertekan akibat tingginya pengangguran dan menipisnya tabungan masyarakat.
Prabowo kini dituntut untuk menghadirkan pemerintahan yang bebas dari kepentingan pribadi dan sepenuhnya didedikasikan untuk kemajuan bangsa.
“Ini perlu perhatian dari Pak Prabowo. Loyalitas prinsipnya adalah untuk kemajuan Indonesia. Semua kekuatan harus diakomodir tanpa adanya kepentingan pribadi,” tegas Pangi Syarwi Chaniago.***
Baca Juga: Harapan dan Tantangan, Ade Armando: Prabowo di Puncak Popularitas Namun Dihantui Isu Menteri
Artikel Terkait
Zaken Kabinet atau Bagi-Bagi Kursi? Ikrar Nusa Bhakti: Mengupas Struktur Kabinet Baru Prabowo
Popularitas Presiden Prabowo Melejit, Ade Armando: Sayang Menterinya Bermasalah
Stop Mobilisasi Anak untuk Memuja Pejabat! Rocky Gerung: Saya Kira Ini Bukan Ide Prabowo
Anak Sekolah di Sleman Dikerahkan Ke Jalan Sambut Prabowo, Rocky Gerung: Itu Bertentangan dengan Inti Pendidikan
Harapan dan Tantangan, Ade Armando: Prabowo di Puncak Popularitas Namun Dihantui Isu Menteri
Pembekalan untuk Menteri, Hamdi Muluk: Prabowo Cetak Sejarah Baru di Kabinet Indonesia