Ia mencurigai ada kepentingan tertentu di balik hasil survei yang kontras tersebut, dan menganggap perbedaan mencolok ini sebagai tanda bahwa lembaga survei sedang berusaha memposisikan diri sesuai situasi politik yang baru.
“Saya kira, penting untuk segera mempublikasikan kepada publik bagaimana hasil dari pemanggilan terhadap dua lembaga survei tersebut, dan bagaimana bisa terjadi selisih yang sangat signifikan,” ujar Hersubeno Arief.
“Apakah ada bukti bahwa mereka melakukan kecurangan? Ini yang ditunggu oleh publik karena selama ini lembaga survei mulai kehilangan kredibilitasnya di mata masyarakat, kecuali di mata para kandidat yang ingin memanfaatkannya,” tegasnya.***
Baca Juga: Gelar Doktor Bahlil Lahadalia, Rhenald Kasali: Apakah Gelar Ini Layak?
Artikel Terkait
Fenomena Kotak Kosong di Pilkada, Rocky Gerung: Tanda Demokrasi Indonesia Mati
Menuju Pilkada Serentak 2024, Paslon Jabar Deklarasikan Kampanye Damai Tanpa Gesekan
Rano Karno Ditegur Bang Mandra, Tanggung Jawab Besar Menanti di Pilkada Jakarta
Pramono dan Rano Karno Dielu-elukan di Pilkada Jakarta, Mengapa?
Refly Harun Serukan Agar Mencoblos Kolom Kosong di Pilkada Jakarta
Solusi Atasi Macet Cagub Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024, Warga Bandung : Tagih Janji Proyek 200 Miliar Pengurai Macet