"Jika lulusan doktor diberikan hanya karena jabatan, apa yang akan terjadi pada lulusan yang benar-benar berjuang dan mengabdikan diri dalam riset? Kita harus menegakkan standar agar kualitas tetap terjaga," ujar Rhenald Kasali.
Rhenald Kasali mengungkapkan bahwa prosedur dalam mendapatkan gelar doktor harus dijalani secara ketat dan objektif.
Proses ini termasuk pengajuan proposal, penelitian yang memakan waktu bertahun-tahun, ujian komprehensif, serta sidang terbuka.
"Bukan soal siapa orangnya tetapi apakah prosesnya sesuai? Apakah risetnya berbobot? Apakah ada kontribusi yang benar-benar signifikan bagi ilmu pengetahuan?" tambah Rhenald Kasali.
Baca Juga: BRI Dukung Kelompok Petani Durian di Pekalongan Makin Berkembang
Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran bahwa gelar akademik dapat digunakan sebagai alat politik atau sekadar pencitraan.
Menurut Rhenald Kasali tradisi pemberian gelar akademis tanpa mempertimbangkan standar mutu akan merusak integritas dunia pendidikan di Indonesia.
Ia berharap agar lembaga pendidikan tinggi tetap menjaga independensinya dari pengaruh politik dan tetap mengedepankan mutu dalam setiap proses akademisnya.
Rhenald Kasali menekankan pentingnya menjaga kredibilitas gelar doktor sebagai bentuk penghargaan tertinggi dalam dunia pendidikan.
Baca Juga: 3 Manfaat Payment Gateway Untuk Bisnis
Bagi Rhenald Kasali penghargaan ini bukan sekadar pencapaian personal tetapi representasi integritas lembaga pendidikan yang menaungi.
"Kita butuh akademisi yang bukan hanya kompeten tetapi juga berani menjaga integritas dunia pendidikan. Jangan sampai gelar doktor kehilangan makna di mata masyarakat," tutup Rhenald Kasali.***
Artikel Terkait
Jokowi Masih Berpengaruh? Apa Kata Rinny Budoyo Tentang Kabinet Baru Prabowo
Rocky Gerung Soroti Blunder Menteri Desa, Kesempatan Pertama Prabowo untuk Tegakkan Etika!
Pemimpin Berani, Prabowo Minta Menteri Mundur Jika Tak Dukung Makanan Bergizi
Menteri Harus Fokus Pada Rakyat, Adi Prayitno Sebut Era Prabowo Akan Berubah!
Prabowo Makin Jauh dari Jokowi? Ini Tanda-tanda Kebijakan Sosialistiknya Menurut Rocky Gerung
Fasilitas Negara untuk Acara Keluarga? Hendri Satrio: Ini Milik Pribadi atau Milik Publik?