Ia secara tegas menyarankan agar Prabowo tidak memasukkan nama-nama menteri dari kabinet Jokowi yang memiliki catatan buruk.
"Pak Mahfud sudah memberi masukan agar tidak ada menteri bermasalah dari kabinet Jokowi. Tapi apakah ini akan didengar? Itu yang masih jadi tanda tanya,” tambah Akbar Faizal.
Selain itu Akbar Faizal juga mengkritisi rencana Prabowo yang kabarnya akan membentuk kabinet dengan jumlah menteri yang cukup besar, sekitar 44 hingga 48 kementerian.
Hal ini dianggap tidak efisien apalagi jika dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Amerika Serikat yang hanya memiliki 15 kementerian meskipun penduduknya jauh lebih banyak.
“Amerika Serikat yang rumitnya minta ampun saja hanya punya 15 kementerian. Kenapa kita harus sampai 44 atau 48? Ini jadi pertanyaan seberapa efisien nantinya kabinet yang gemuk ini?” cetusnya.
Akbar Faizal pun mengingatkan bahwa jika target pemerintahan Prabowo tidak tercapai dalam waktu singkat bisa saja terjadi reshuffle.
"Saya dengar malah ada yang bilang 7 bulan, kalau target-targetnya nggak tercapai siap-siap ada yang di-reshuffle,” pungkas Akbar Faizal.***
Artikel Terkait
Gelar Doktor Bahlil, Rocky Gerung: Kontroversi yang Mengguncang Akademisi UI
Peter F Gontha: Dari Presiden hingga Rakyat, Semua Terjerat Dosa Hukum!
Kisah SBY Dari Presiden ke Pensiunan yang Santai, Kata Mahfud MD
Politik dan Ancaman Perang, Prof. Connie Soroti Kepemimpinan Gibran
Menanti Kinerja Kabinet Prabowo-Gibran, Jusuf Kalla Berikan Pandangan Menarik
Pembekalan Kabinet Prabowo, Rocky Gerung: Apakah Gibran Siap Menyongsong Tantangan Global?