Hingga saat ini sebagian besar dana yang digunakan berasal dari APBN.
Refly Harun mencatat bahwa sekitar 80% dana APBN atau setara dengan Rp 72 triliun telah dialokasikan untuk proyek IKN, namun baru 12% dari dana tersebut yang telah terpakai.
Refly Harun menekankan kondisi fiskal yang terbatas menambah beban pada pemerintah.
"Kalau terus mengandalkan APBN, ini akan sangat sulit," ucap Refly Harun.
Baca Juga: 6 Tips dan Trick Untuk Lolos Audisi Indonesian Idol, Nomor 6 Sering Dilupakan
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi proyek IKN adalah transisi pemerintahan pada 2024.
"Jokowi harus menyelesaikan tahap awal proyek ini sebelum masa jabatannya berakhir," katanya.
Menurut Refly Harun tidak ada jaminan bahwa pemerintahan berikutnya akan melanjutkan dukungan penuh terhadap proyek ini.
Refly Harun menyinggung pernyataan calon presiden Prabowo Subianto yang dalam sebuah forum di Qatar menyatakan komitmennya untuk mendukung IKN dengan alokasi dana USD 1 miliar per tahun selama 30 tahun.
Baca Juga: Ayu Ting-Ting Merilis single Karya Terbaru Jangan Ya Dek Setelah 2 tahun Absen
Meski demikian menurut Refly Harun kepastian keberlanjutan proyek ini tetap menjadi tanda tanya terutama mengingat perubahan politik dan kebijakan yang mungkin terjadi.***
Artikel Terkait
Ikrar Nusa Bhakti: IKN Lebih untuk Pencitraan Jokowi Ketimbang Kesejahteraan
Diskusi atau Rusuh? Rocky Gerung Soroti Ketidaksiapan Bangsa Indonesia dalam Berdemokrasi
Pertarungan Pemikiran Rocky Gerung vs Antonius Manurung tentang Pancasila
Percuma! Refly Harun: Gibran Mati-Matian Menghapus Akun FufuFafa
Jokowi ke Prabowo, Nezar Patria: Masyarakat Harus Waspada Terhadap Propaganda Politik
Dari Harapan ke Galau, Hendri Satrio Bahas Nasib IKN di Tangan Jokowi