Diskusi atau Rusuh? Rocky Gerung Soroti Ketidaksiapan Bangsa Indonesia dalam Berdemokrasi

Bisnisbandung.com - Rocky Gerung tokoh intelektual mengungkapkan keprihatinan terhadap kondisi peradaban politik di Indonesia.

Menurutnya tindakan sekelompok preman yang membubarkan forum diskusi para diaspora Indonesia menjadi cerminan bahwa bangsa ini belum siap berdemokrasi dan berargumentasi secara sehat.

Rocky Gerung menyoroti adanya ketegangan di berbagai bidang termasuk politik dan akademis.

Baca Juga: Ratusan Pendonor Ambil Bagian Pada Acara Bakti Sosial Donor Darah Dalam Rangka Menyambut Pujawali Pura Wira Satya Dharma

Dikutip dari youtube pribadinya, Rocky Gerung menjelaskan “Bukan hanya sekedar tindakan individu tetapi ini mencerminkan bahwa kita masih menghadapi ketidakmampuan dalam menghargai perbedaan pendapat.”

“Kita harus ingat, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam sebuah diskusi,” tegas Rocky Gerung.

Ia menjelaskan bahwa dalam dunia kampus pun terdapat ketidaksetaraan dalam berargumentasi di mana sikap arogan sering muncul.

Rocky Gerung menyarankan agar masyarakat belajar dari nilai-nilai yang diajarkan oleh para pendiri bangsa.

Di mana mereka bertengkar untuk memperkuat argumen bukan untuk saling menjatuhkan.

Baca Juga: 6 Tips dan Trick Untuk Lolos Audisi Indonesian Idol, Nomor 6 Sering Dilupakan

ia menekankan pentingnya sikap toleransi dan pengelolaan perbedaan.

“Intoleransi jika dibiarkan dapat berujung pada kekerasan. Kita telah melihat contohnya di berbagai belahan dunia, termasuk Timur Tengah di mana perbedaan pendapat berujung pada konflik yang menghancurkan,” ungkapnya.

Rocky Gerung juga mengingatkan bahwa diskusi dan percakapan yang sehat adalah bagian dari kemanusiaan.

“Ketika kita mengabaikan kemampuan untuk berbicara dan berdiskusi, kita merendahkan martabat kita sebagai makhluk yang berpikir. Pikiran yang tidak diungkapkan hanya akan tersimpan dan menciptakan ketegangan yang lebih besar,” lanjutnya.

Baca Juga: Ayu Ting-Ting Merilis single Karya Terbaru Jangan Ya Dek Setelah 2 tahun Absen