“Jika ternyata tidak ada kesesuaian demi kesesuaian yang dijahit di antara kedua kepentingan, maka fase ini akan menandai fase konflik yang menegang,” terusnya.
Perpecahan politik mungkin akan menciptakan aliansi baru, baik melalui koalisi yang diperluas, diperkuat, atau bahkan dipersempit.
Inilah saat yang krusial, di mana Prabowo dan Jokowi kemungkinan akan saling berhadapan secara langsung, mengadu kekuatan politik untuk mempertahankan pengaruh masing-masing.
Eep Saefulloh memperkirakan bahwa meski saat ini hubungan keduanya terlihat kooperatif, pada akhirnya kepentingan politik yang berbeda akan membuat mereka bersaing secara terbuka di masa depan.***
Baca Juga: Ade Armando Heran dengan Para Pembenci Jokowi, Sebut Nama Bivitri dan Rocky Gerung
Artikel Terkait
Oligarki Rampas Tanah Rakyat, Said Didu Peringatkan Prabowo Indonesia Bisa Hancur!
Jokowi Harus Memohon kepada Prabowo agar IKN Dilanjutkan, Analisis Hendri Satrio
Pertemuan Prabowo-Megawati, Adi Prayitno: Sebuah Langkah Strategis Sebelum Pelantikan?
Bambang Harymurti Mengungkap Sisi Naif Prabowo Dibanding Jokowi
Eros Djarot Ungkap Strategi Licik Mulyono, Bahaya Mengintai Prabowo!
Jokowi Menjadi Pelajaran Berharga untuk Prabowo, Rocky Gerung Tegaskan Jangan Ingkar Janji