Fenomena Kotak Kosong di Pilkada, Rocky Gerung: Tanda Demokrasi Indonesia Mati

photo author
- Selasa, 24 September 2024 | 14:00 WIB
Rocky Gerung seorang pengamat politik (dok youtube Rocky Gerung)
Rocky Gerung seorang pengamat politik (dok youtube Rocky Gerung)

Menurutnya, fenomena ini bisa berlanjut hingga Pemilihan Presiden (Pilpres) 2029 di mana semua partai politik mungkin akan terserap ke dalam kekuasaan tanpa ada oposisi yang kuat.

"Kalau sekarang kita melihat Pilkada melawan kotak kosong bisa saja di tahun 2029 kita menghadapi Pilpres melawan kotak kosong. Konsolidasi kekuasaan ini makin kuat, dan kita sudah bisa membayangkan bahwa tidak ada lagi kontrol atau kompetisi yang sesungguhnya di masa depan," ujarnya.

Tak hanya itu Rocky Gerung juga mengkritik elit-elit politik yang menurutnya tergoda oleh pragmatisme dan keuntungan material.

Menurutnya para elit lebih memilih untuk masuk dalam lingkaran kekuasaan ketimbang memperjuangkan kepentingan rakyat.

Baca Juga: L’Viors Beauty Clinic Bandung Gelar Grand Opening Dihadiri Brand Ambassador Ternama

"Elit-elit politik ini seharusnya menjadi penantang, menjadi oposisi yang kuat, tapi justru mereka memutuskan untuk bergabung dalam pemerintahan. Kekuasaan itu memang menggiurkan, tetapi mereka lupa bahwa tugas mereka adalah menjaga keseimbangan kekuasaan demi kepentingan rakyat," katanya.

Rocky Gerung menegaskan bahwa fenomena ini adalah tanda adanya krisis moral di kalangan elit politik di mana mereka lebih mementingkan keuntungan pribadi daripada memperjuangkan demokrasi dan kesejahteraan rakyat.

memperingatkan bahwa jika kondisi ini terus berlanjut, Indonesia akan menghadapi apa yang disebut sebagai "demokrasi tanpa kompetisi".

Meskipun terdapat banyak partai politik, namun semuanya hanya berfungsi sebagai pendukung kekuasaan tanpa adanya perbedaan ideologi yang berarti.

Baca Juga: Andika - Hendi dan Agustina - Iswar Mendapat Dukungan Tim Advokat Perkasa dan Jaguar

Rocky Gerung menjelaskan "Inilah paradoks demokrasi Indonesia. Ada banyak partai tapi semuanya bersatu di bawah kekuasaan yang sama. Tidak ada lagi persaingan gagasan hanya ada keseragaman."

"Kita harus berhenti memperlakukan demokrasi seperti ini dan kembali pada ide dasar bahwa kekuasaan harus diawasi dan dikontrol," pungkas Rocky Gerung.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X