Baca Juga: Alasan Kenaikan Harga Bitcoin, Ethereum, dan Dogecoin di Pasar Kripto
Budi menegaskan bahwa rencana ini merupakan bagian dari niat pemerintah untuk memanfaatkan teknologi dalam pengelolaan sistem tiket KRL.
Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai detail teknologi yang akan digunakan. "Intinya adalah bagaimana kita mengatur tiket KRL dengan satu teknologi," ungkapnya.
Rencana pengubahan skema subsidi PSO ini telah dimasukkan dalam Buku II Nota Keuangan beserta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2025.
Dalam RAPBN 2025, pemerintah mengalokasikan subsidi PSO kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar Rp 4,79 triliun, termasuk untuk layanan KRL Jabodetabek.
Baca Juga: Jusuf Kalla Berharap Prabowo Memilih Kabinet Berdasarkan Kemampuan, Bukan Politik
Namun, di media sosial, wacana penggunaan NIK dan AI dalam sistem subsidi KRL mendapat beragam kritik dari netizen.
Akun @enzo_marvino menyindir, "AI di tangan pemerintah Indonesia menjadi Artificial Idiocy,"
Sementara @reza_M67M berkomentar, "Wajah menteri ini selalu terdepan dalam isu-isu yang memberatkan penumpang comline."
Kritikan lainnya datang dari akun @dellarputri yang mempertanyakan kapan subsidi tersebut akan dimulai, "Mulainya kapan? Mulai subsidi gila ini?"
Baca Juga: Jangan Biarkan Negara Kacau! SBY: Hanya Ada Satu Matahari di Partai Demokrat
Di sisi lain, akun @morrisey berpendapat, "Kalau orientasinya cuma proyek pengadaan alat AI berbasis NIK di tiap stasiun, kenapa jadi rakyat yang dibikin ribet sih?"
Tanggapan serupa muncul dari akun @false10s, "Yaelaah, bacot lu ketinggian. Eskalator aja rusak mulu,"
Dan akun @xylend1202 yang skeptis dengan rencana tersebut, "Pokoknya jika masih bisa diperas ya dilakukan."
Netizen lainnya, @dwiANTI28, menambahkan, "Mau naik transportasi umum aja dibikin repot. Giliran mobil listrik disubsidi."
Artikel Terkait
Inilah Sinopsis Jurnal Risa by Risa Saraswati sudah menjadi Trending Tropic Sosial Media
Standar Ganda Media Penembak Trump Dari Ras Kulit Putih, Netizen: Kalau Muslim Media Langsung Melabeli Sebagai Teroris
Garuda Biru Membanjiri di Media Sosial: Simbol Gerakan "Peringatan Darurat"
Nama Mulyono Viral di Media Sosial di Tengah Gelombang Demonstrasi, dan Alasan Namanya di Ganti Menjadi Jokowi
Kisruh Larangan Hijab di RS Medistra, Mengapa Banyak Media yang Sempat Bungkam?
Pandji Pragiwaksono Bicara Kritis, Menilai Dinasti Politik Jokowi dan Etika Media Sosial