Bisnisbandung.com - Dalam dinamika politik yang semakin kompleks menjelang Pilkada 2024, muncul fenomena kotak kosong yang tampaknya bukan sekadar terjadi di Jakarta, tetapi juga mulai terlihat di beberapa wilayah strategis seperti Jawa Barat dan Banten.
Pengamat politik Adi Prayitno mengungkapkan adanya tren di mana elite partai berusaha menciptakan kondisi di mana kotak kosong menjadi opsi dalam kontestasi politik.
Hal ini menjadi sebuah strategi yang bisa jadi melibatkan konsolidasi yang lebih luas dari sekadar popularitas atau elektabilitas.
Baca Juga: Memaafkan Bukan Solusi, Prof Ikrar Nusa Bhakti: Hubungan Jokowi dan Megawati Memanas
Di Banten, misalnya, meskipun saat ini terlihat ada rivalitas yang nyata antara dua kandidat, spekulasi berkembang mengenai kemungkinan terjadinya perubahan mendadak dalam peta politik lokal.
Ketidakpastian ini memperlihatkan betapa besar pengaruh elite dalam menentukan arah politik, yang sering kali melampaui kalkulasi biasa tentang popularitas kandidat.
Hal serupa juga mulai terendus di Jawa Barat, dengan potensi dukungan yang bisa beralih secara tiba-tiba kepada figur-figur politik tertentu, menciptakan skenario yang tak terduga.
“Jadi ini semua Beyond popularity, ini semua Beyond electability. Ini murni permainan antar elite partai. Kalau sudah elit berkehendak, Kun Fayakun, besok pun akan terjadi konsolidasi politik itu di luar nalar kita,” lugas Adi Prayitno.
Dalam konteks ini, elite partai memainkan peran kunci dalam mengatur langkah-langkah politik yang terkadang sulit dipahami oleh publik umum.
Selain itu, permainan politik ini juga tampaknya mengarah pada upaya untuk meninggalkan PDIP dari koalisi besar yang dikenal sebagai KIM (Koalisi Indonesia Maju).
Ada indikasi bahwa koalisi mayoritas tidak berminat mengajak PDIP untuk bergabung, melainkan lebih fokus pada penggalangan dukungan dari partai-partai lain seperti PKB, PKS, dan Nasdem.
“Oleh karena itu, saya mengamati ada kecenderungan koalisi mayoritas bukan hanya ingin menciptakan kotak kosong, tetapi juga ingin meninggalkan PDIP dan tidak mengajak mereka bersama,” tegasnya.
Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Geram Ke Menteri Agama, Pendirian Rumah Ibadah Butuh Proses Bukan Asal Coret!
Artikel Terkait
Anies Butuh Portofolio Oposisi di Pilkada Jakarta, Rocky Gerung Ungkap Dominasi Rezim Jokowi
Potensi Kotak Kosong Di Pilkada Jakarta, Selamat Ginting: PDIP Terus Melakukan Komunikasi Politik
Ada Operasi Politik dari KIM di Pilkada Jakarta, Pengamat Politik: Potensi Anies Jadi Gelandangan Politik
Pilkada Rasa Pilpres, Saiful Mujani: Pilkada Ini “Pertempuran” Presiden Jokowi dengan PDIP
Anies Tanggapi Isu Jegal di Pilkada Jakarta, Aspirasi Rakyat Akan Tetap Terjaga
Pilkada Jawa Diprediksi Sarat Calon Boneka, Nino Histiraludin: Demokrasi dalam Bahaya!