Dengan memanfaatkan momentum perselisihan politik, Megawati mencoba untuk mempertanyakan legitimasi hasil pemilu melalui jalur hukum.
Langkah ini menyoroti ketegangan antara partai-partai politik utama di Indonesia.
"Justru setelah perayaan Prabowo menang yang gembira PDIP karena PDIP ada mainan terus," ucapnya.
Kontroversi penetapan Prabowo-Gibran juga menyoroti ketidakstabilan politik di masa depan.
"Jadi ini yang kita sebut sebagai kecerdikan PDIP membaca bahwa dukungan publik terhadap hasil pemilih itu sangat lemah," tegasnya.
Baca Juga: Deutsche Bank dan JPMorgan Berbeda Prediksi Terhadap Pergerakan Harga Bitcoin Setelah Halving
Meskipun penetapan telah dilakukan, proses politik di Indonesia masih jauh dari selesai.
Pertarungan untuk legitimasi pemerintahan dan dinamika kekuasaan politik akan terus berlangsung, memberikan tantangan besar bagi stabilitas politik dan keamanan nasional.
"Jadi rusak semua sistem ini karena kematangan seseorang yang memang belum waktunya," tutupnya.***
Artikel Terkait
Kritik Tajam Rocky Gerung terkait Putusan MK dalam Keputusan yang Mengejutkan
Ganjar Bantah Absen Tanpa Alasan, Tegaskan Tak Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran
Prabowo Subianto: Minta Maaf dan Ajak Pimpinan Parpol untuk Meninggalkan Rasa Sakit Hati Pasca Pilpres 2024
Surya Paloh dan PKS Bicarakan Strategi Pilkada Jakarta, Apakah Anies Baswedan Kembali?
Cak Imin: PKB Berharap Kolaborasi dengan Gerindra Tetap Solid di Pemerintahan Selanjutnya
Elit PDI-P Sebut Gibran dan Jokowi Bukan Lagi Bagian, Gibran: Tak Masalah Jika Dipecat