Selain itu, dikhawatirkan bahwa pragmatisme politik dan pembusukan institusi akan semakin merajalela di masa mendatang.
"Itu yang kita maksud bahwa akan ada pembusukan di dalam institusi dan akan ada pragmatisme di dalam partai-partai politik jadi pragmatisme yang mempercepat pembusuhkan," ucapnya.
Ini menjadi penanda pentingnya kembali merefleksikan nilai-nilai demokrasi di Indonesia.
Baca Juga: ASBWI dan CSS Sukses Gelar Fun Football Liga Yooscout x Piala Kartini
Rocky Gerung menekankan "Ya memang bangsa ini memang dikutuk untuk menanggung malunya sendiri kan dan sebetulnya itu yang akan dinilai oleh masyarakat internasional."
Putusan MK tidak hanya menandakan pergeseran politik, tetapi juga menggugah kesadaran akan pentingnya melindungi dan memperjuangkan demokrasi yang sesungguhnya.
"Karena nanti tetap ada dua matahari itu bagaimanapun Prabowo tidak mungkin secara maksimal karena ada Gibran yang masih dikendalikan oleh Jokowi demikian juga Jokowi tidak mungkin jadi maksimal karena ada Prabowo yang punya kepentingan khusus dengan gerinda yang harus dibesarkan," tutupnya.***
Artikel Terkait
Rocky Gerung Sindir Hotman Paris, Kalau Mau Panjat Sosial Itu Pakai Cincin Di Jarinya
Ganjar Pranowo: Selamat Bekerja untuk Prabowo-Gibran, Ada Banyak PR Menanti
Selamat kepada Prabowo-Gibran, Mahfud MD Sebut Proses Hukum Sengketa Pilpres 2024 Sudah Berakhir
Eks Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin: Putusan MK Bukan Akhir Perjuangan, Tetap Terus Tegakkan Keadilan
KPU Tetapkan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pasca Putusan MK
Putusan MK: Jokowi Bebas dari Tudingan Nepotisme terkait Pencalonan Gibran