"Pergantian pimpinan di PKB tidak ada hubungannya dengan upaya memanipulasi kekuasaan. Ini adalah bagian dari dinamika yang wajar dan seharusnya diterima dengan lapang dada," jelas Gus Ipul.
Dalam konteks komunikasi antara PKB dengan NU, Gus Ipul menyoroti pentingnya menjaga hubungan yang baik antara kedua belah pihak.
Menurutnya, PKB harus senantiasa berkomunikasi dengan Rais Aam dan ketua PBNU, mengingat sejarah dan keterkaitan erat antara keduanya.
Gus Ipul menekankan "PKB adalah bagian dari Nahdatul Ulama. Oleh karena itu, komunikasi yang baik dengan ketua PBNU sangatlah penting."
"Ini bukan hanya sebagai kewajiban sejarah, tetapi juga untuk memperkuat sinergi dan solidaritas antarbangsa," tutur Gus Ipul.
Dengan menggarisbawahi pentingnya regenerasi kepemimpinan dan menjaga komunikasi yang baik dengan NU, Gus Ipul meyakinkan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat bagi PKB untuk melakukan langkah-langkah yang memperkuat organisasi dan memperkokoh perannya dalam berkontribusi bagi bangsa dan masyarakat.***
Artikel Terkait
Hasto Sekjen PDIP Bersuara "Satu Keluarga Coba Hilangkan Demokrasi"
Rocky Gerung: Gibran Bisa Apa? Israel Serang Iran, Perang Dunia III Diambang Pintu, Indonesia Bakal Terseret Krisis
Anies Baswedan Siap Hadir di MK untuk Pantau Putusan Sengketa Pilpres
Apakah Prabowo Akan Hadir di Pembacaan Putusan MK? Ini Kata Tim Hukumnya
Putusan MK Hari Ini: Bawaslu Bersiap Hadapi Apapun Hasilnya!
Anies Baswedan: Keputusan MK Akan Tentukan Arah Demokrasi Indonesia