Iran Terus 'Hajar' Israel, Pengamat : Ada Potensi Terjadi Perang Dunia

Bisnisbandung.com - Serangan Iran terhadap Israel dengan rudal dan drone yang berlangsung beberapa hari telah menjadi sorotan utama dalam perhatian dunia internasional, termasuk Indonesia.

Konflik ini menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi yang lebih luas di Timur Tengah, sementara negara-negara di seluruh dunia berupaya untuk mencari solusi diplomatik guna menghindari penyebaran konflik yang lebih besar.

Prof. Hikmahanto Juwana, SH., LL.M., Ph., seorang pakar hubungan internasional, memberikan komentar tentang kompleksitas politik dan konflik di Timur Tengah.

Baca Juga: Israel Alami Kerugian Sentuh Angka Triliunan Setelah Dihujani Rudal Bertubi-Tubi Oleh Iran

Dikenal sebagai seorang yang objektif namun tajam dalam analisisnya, Hikmah memberikan pandangan yang tidak hanya berdasarkan fakta, tetapi juga pemahaman mendalam tentang dinamika politik regional.

Dalam diskusi tentang serangan Iran terhadap Israel, Hikmah memberikan komentar dari berbagai sudut pandang.

Dari segi hukum internasional, ia memberikan pemahaman bahwa Iran memiliki hak untuk membela diri, sebagaimana diatur dalam Pasal 51 Piagam PBB.

Namun demikian, ia juga menggambarkan bahwa Israel memiliki kepentingan dan hak untuk merespons serangan terhadap negaranya.

Baca Juga: Jay Idzes Ungkap Alasan Bermain di Liga Italia dan Impian Promosi Venezia FC ke Serie A

Menurut analisanya, Hikmah membeberkan bahwa ada kemungkinan-kemungkinan eskalasi konflik.

Ia membahas potensi serangan balasan dari kedua pihak, baik Iran maupun Israel, serta dampaknya terhadap dinamika politik regional.

Hikmah juga menyebutkan peran Amerika Serikat dalam mengambil posisi dan memberikan dukungan pada Israel, yang kemungkinan akan mempengaruhi respons Israel terhadap serangan Iran.

Kompleksitas hubungan Iran dengan sekutu-sekutunya, seperti Syria, Lebanon, dan Hizbullah, serta kemungkinan terlibatnya negara-negara besar seperti Rusia dan Korea Utara.

Ia menggambarkan kemungkinan skenario yang mungkin terjadi, termasuk konsekuensi dari serangan yang lebih besar serta potensi keterlibatan AS dalam konflik tersebut.