BISNISBANDUNG.COM - Cordoba, sebuah kota yang terletak di provinsi Andalusia, Spanyol menjadi bukti kejayaan peradaban Islam yang pernah berkembang di Semenanjung Iberia.
Dikenal sebagai "Pengantin Andalusia", Cordoba menunjukan keajaiban arsitektur Islam di masa lampau.
Dalam masa keemasannya, Cordoba tidak hanya menjadi kota yang indah, tetapi juga menjadi pusat ilmu pengetahuan, seni, arsitektur, dan kebudayaan yang mengagumkan.
Baca Juga: Mengulik Sejarah Islam, Benarkah Rasulullah Memiliki Sahabat Dari Nusantara?
Jejak peradaban Islam di Cordoba dimulai pada tahun 711 Masehi, ketika pasukan muslim yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad menaklukkan Spanyol.
Misi penaklukan yang dilancarkan membawa kebangkitan intelektual yang megah, mengubah Cordoba menjadi pusat gemilang keilmuan dan kebudayaan Islam.
Di bawah pemerintahan Dinasti Umayyah, Cordoba bersinar dengan cemerlangnya.
Khalifah Abdurrahman I, atau Abdurrahman Al-Dakhil, menjadikan kota ini pangkalan kekuasaan yang memikat para ahli fikih, filsuf, dan penyair untuk berkumpul dan berkembang di sini.
Namun, masa keemasan Cordoba datang pada masa Khalifah Abdurrahman III dan putranya, Al-hakam.
Baca Juga: Inilah Abad Kekosongan dalam Islam, Sejarah Manusia Hidup di Zaman Patra
Kota ini menjadi pusat intelektual yang tak tertandingi, dengan perpustakaan yang melimpah serta kemahiran para ulama yang memajukan berbagai bidang seperti astronomi, kedokteran, matematika, dan filsafat.
Dari kecemerlangan ini lahir karya-karya monumental seperti "Al-Tasrif" oleh Abul Qasim Al-Zahrawi, yang menjadi rujukan medis di Eropa selama berabad-abad.
Sementara itu, figur seperti Ibn Rushd (Averroes) dan Ibn Hazm mengukir prestasi gemilang dalam filsafat, teologi, dan ilmu kedokteran.
Tak kalah pentingnya, Cordoba menjadi tempat lahirnya tafsir Al-Qur'an yang terkenal, seperti karya Al-Qurtubi yang komprehensif.
Baca Juga: Wapres Ingatkan Umat Islam Terkait Perbedaan Awal Ramadan