Bisnisbandung.com – Biro Statistik Tenaga Kerja merilis Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk Agustus awal Selasa, yang menunjukkan penurunan dibandingkan Bulan Juli sebesar 0,2 namun kenaikan CPI sebesar 8,3% merupakan kenaikan beruntun setelah di Bulan Juli naik sebesar 8,5 % year on year.
Angka ini menunjukan kenaikan harga di AS akan mencapai kenaikan tertinggi dalam empat dekade terakhir - tetapi penurunan yang lebih kecil dari perkiraan ini kemungkinan akan menaikkan suku bunga 0,75 persen lagi dari Federal Reserve pada rapat minggu depan.
Para ekonom memperkirakan akan terjadi kenaikan inflasi 8,1 persen secara tahunan dan penurunan 0,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca Juga: Bursa saham Minggu ini IHSG turun 1,34%, Net Buy Asing Capai Rp 1,3 Triliun
Hal ini tentunya berdampak terhadap bursa saham dunia, mengutip dari platform Refinitiv Eikon, wallstreet kompak ditutup melemah pada hari Selasa (13/9). Bursa di AS juga melemah, S&P melemah -4,32% dan NASDAQ anjlok – 5,54%.
Tidak hanya di AS, beberapa bursa di Eropa seperti FTSE Russell juga menunjukan pelemahan sebesar -1,17% dan FTSE Eurotop -1,36%.
Hal tersebut membuat bursa di Asia kompak melemah pada pembukaan Rabu (14/9), seperti Nikkei -2,56%, SSE Composite sebesar -1,50%. Bagaimanakah dengan IHSG?
Pagi tadi pada pembukaan pukul 09.00 IHSG dibuka melemah diatas 1% kemudian terjadi koreksi, hingga berita ini dirilis IHSG mengalami pelemahan sebesar 0,83%.
Saham-saham di sektor bahan baku dan perindustrian mengalami pelemahan paling dalam, sektor perindustrian memimpin pelemahan sebesar -1,75% dan sektor bahan baku sebesar -1,42%.
Baca Juga: Saham GOTO Melonjak 24%, IHSG naik 2,24% di Perdagangan Bursa Efek Indonesia Hari Ini 18 Mei 2022
Beberapa saham big caps juga mengalami pelemahan seperti TPIA, PGAS, TINS, SMGR, ANTM, dan SCMA. TPIA memimpin pelemahan di saham big caps sebesar – 3,16%.
Saham-saham gorengan seperti OPMS, GDST, AMMS, SLIS kompak menguat di atas 10% dan pendatang baru saham COAL naik dengan 24,21% menjadikannya satu-satunya saham yang berhasil bertahan ARA (Auto Reject Atas) pada penutupan sesi 1.
Hal tersebut memang kerap terjadi ketika para big funds yang khawatir dengan melepas sahamnya karena kondisi makro ekonomi AS, maka para pemain kecil menggoreng saham small caps di IHSG. (ANKY PAHLANDY)***
Artikel Terkait
Hari Pertama Bursa Efek Indonesia Buka Setelah Libur Panjang, IHSG turun 4,42% Saham Ini Malah Naik 34%
Bursa Saham Hari Ini IHSG Masih Terkoreksi, UNVR Jadi Top Net Buy Asing
Bursa saham hari ini BBRI jadi Top Net Buy Asing, IHSG naik tipis 0,7%