investasi

Indikator Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Semakin Membaik, Ekonomi Semakin Positif

Senin, 17 Juli 2023 | 21:15 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan anggran selama semester I (dok Indonesia.go.id)

Berdasarkan penerimaan jenis pajak, mayoritas pajak semester I-2023 dilaporkan tumbuh positif mengalami moderasi.

Faktor Pengaruh, salah satunya kondisi ekonomi global dan domestik melambat.

menurut laporan Kemenkeu, berdasarkan kontribusinya, badan usaha dan tenaga kerja berkontribusi d kenaikan PPh nonmigas, dipengaruhi transaksi domestik stabil dan keberlanjutan, implementasi UU HPP (tarif baru PPN mulai 1 April 2022).

Baca Juga: Waduh kok bisa gitu, Berikut 5 gelagat cewek naksir walaupun sudah punya pasangan

Dari sisi sektoral, penerimaan sektor kumulatif tumbuh positif. Beberapa sektor, pertambangan paling tinggi ditopang peningkatan profitabilitas.

Mengikuti turut serta dengan industri pengolahan, perdagangan, jasa keuangan dan asuransi, transportasi dan pergudangan, real setate, informasi komunikasi, dan sektor jasa perusahaan mengalami pertumbuhan optimistis.

tercatat pula adanya kontraksi penerimaan Kepabeanan dan Cukai.
Hal ini dipengaruhi penurunan produksi hasil tembakau dan harga CPO lebih rendah.

semester I-2023, penerimaan cukai sebesar Rp105,9 triliun atau terkontraksi sebesar 12,2 persen, bea masuk sebesar Rp24,2 triliun atau tumbuh sebesar 4,6 persen, dan pengeluaran bea cuaki sebesar Rp5,3 triliun atau terkontraksi 77 persen dipengaruhi turun volume ekspor tembaga dan bauksit, menurunnya tarif bea keluar produk mineral dampak hilirisasi sumber daya alam.

Selanjutnya, Sri Mulyani menyampaikan anggaran realisasi belanja negara selama semester I-2023 mencapai sebesar Rp1.255,7 triliun atau tumbuh hingga 0,9 persen.

Baca Juga: CEO Blackrock Larry Fink Yakin Terhadap Masa Depan Crypto

Anggaran belanja pemerintah pusat Rp891,6 triliun mencapai 39,7 persen target APBN mengalami pertumbuhan 1,6 persen pada tahun sebelumnya.

Anggaran belanja terdiri dari belanja K/L sebesar Rp417,2 triliun bagi belanja pegawai, barang, dan modal.

Ada belanja non-K/L sebesar Rp474,4 triliun terdiri dari anggaran pensiun, subsidi, kompensasi, dan anggaran transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp364,1 triliun, atau mencapai 44,7% target APBN.

Realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang sampai semester I-2023 turun mencapai 15,4 persen dibanding periode sama tahun 2022, defisit dan keseimbangan primer semester I- 2023 menunjukkan kondisi terbaik empat tahun terakhir.

Hal ini disebabkan realisasi pembiayaan utang semester 1 menurun atau selaras strategi backloading menjaga efisiensi biaya utang, serta upaya pemerintah mengombinasikan sumber pembiayaan memenuhi target pembiayaan anggaran efisien tetap mempertimbangkan risiko.

Halaman:

Tags

Terkini