BisnisBandung.com - Selama satu semester indikator ekonomi makro Indonesia serta realisasi APBN 2023 dinyatakan cukup baik.
Alat kebijakan fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melakukan kerja keras yang luar biasa, menjaga perekonomian, kesehatan, dan keselamatan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir.
Peran dan fungsi itu tentu bukan hal yang ringan ditengah kondisi perekonomian global saat ini dilanda tengah tidak bersahabat.
Pemerintah juga perlu melakukan berapa kali penyesuaian seiring tren perkembangan secara global.
Baca Juga: Pasti banyak yang tidak menyangka, Inilah 7 hal yang dirasakan saat bertemu jodoh
Kementerian Keuangan melaporkan kinerja APBN semester I-2023 dihadapan Badan Anggaran (Banggar) DPR, Senin (10/7/2023).
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi anggaran semester I-2023 sebesar Rp1.407,9 triliun.
"Selama satu semester , indikator ekonomi makro Indonesia serta realisasi APBN 2023 dinyatakan cukup baik," ungkapnya, di sidang Banggar DPR Pelaporan Realisasi Semester I APBN TA 2023 bersama Gubernur Bank Indonesia.
Sri Mulyani menjelaskan, mendapatkan perolehan penerimaan perpajakan tumbuh moderat, sebesar Rp1.105,6 triliun atau tercapai 54,7 persen target APBN .
Baca Juga: 5 Gejala pertanda seseorang sedang jatuh cinta menurut psikologi. Kamu termasuk yang mana?
Lantas, apa saja mendorong pertumbuhan penerimaan perpajakan?
Pertumbuhan dipengaruhi peningkatan kinerja keuangan badan usaha, aktivitas produksi dan konsumsi terjaga, harga komoditas termoderasi.
Bukan hanya perolehan pajak saja, melainkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) semester I-2023 mencapai Rp302,1 triliun.
Utamanya penerimaan PNBP penerimaan mendorong sumber daya alam nonmigas dan kekayaan negara dapat dipisahkan.