Dan pada tahun 1996 beliau memutuskan untuk resign dari pekerjaan di bank dan menjadi full time investor karena merasa keuntungan yang diperoleh sebagai investor sudah cukup besar.
Namun pada saat krisis moneter tahun 1997 dan 1998 Lo Kheng Hong kembali merugi dimana total investasi saham yang dimiliki hangus sebesar 85%.
Hebatnya, Lo Kheng Hong tidak pernah merasa stres atau sedih, beliau tidak fokus pada uang yang hilang.
Sebaliknya, beliau fokus terhadap 15% sisa uang yang dimiliki dan mensyukuri dirinya masih memiliki rumah dan tidak memiliki hutang.
Baca Juga: Simak Update dari Gubernur The Fed, Jerome Powell Tentang CBDC
Beliau kemudian menemukan saham PT United Tractors Tbk atau UNTR yang pada saat itu dijual dengan harga Rp 250 per lembar saham.
Padahal EPS perusahaan tersebut pada waktu itu sebesar Rp 7.800 per lembar saham.
Inilah yang beliau sebut saham wonderful company yang kondisinya seperti mobil mercy yang dijual dengan harga bajaj.
Lalu 6 tahun kemudian, Lo Kheng Hong menjual saham UNTR setelah harganya naik ke level Rp 15.000 per lembar.
Baca Juga: Pertemuan Tahunan Berkshire Hathaway. Kenapa Menjadi Acara yang Dinanti oleh Investor Seluruh Dunia?
Dari perjalanan investasi Lo Kheng Hong di atas, dapat diambil pelajaran berharga yaitu jangan pernah menyerah dalam melakukan investasi saham walaupun mengalami kegagalan yang bertubi-tubi.
Karena investor sukses seperti Lo Kheng Hong pun pada awalnya sering rugi dan melakukan kesalahan dalam investasi saham.
Namun dengan terus menambah ilmu dan belajar dari kesalahan di masa lalu, akhirnya akan membuahkan hasil yang sepadan dan bisa sukses melakukan investasi saham.***