bisnisbandung.com - Penurunan transaksi aset kripto di Indonesia menjadi sorotan setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat adanya pelemahan aktivitas perdagangan digital.
CEO Indodax, Oscar Darmawan, memberikan pandangannya terkait dua faktor utama yang memengaruhi tren ini: siklus harga Bitcoin dan tingginya tarif pajak transaksi kripto di dalam negeri.
Menurut Oscar Darmawan, pergerakan harga Bitcoin yang cenderung mengikuti pola empat tahunan berperan besar dalam dinamika pasar.
Baca Juga: Letjen Kunto Batal Dicopot! Pengamat: Prabowo Lawan Balik, Jokowi dan Gibran Kian Tertekan
Ia menyoroti bahwa Bitcoin sempat menyentuh harga tertinggi hingga Rp1,8 miliar per koin, namun saat ini tengah mengalami penurunan.
Siklus ini, menurutnya, menjadi salah satu alasan mengapa transaksi kripto mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir.
Di sisi lain, Oscar juga menyoroti kebijakan fiskal Indonesia yang dinilainya turut memengaruhi perilaku investor.
Baca Juga: Tak Mau Hakim Bisa Dibeli, Prabowo Siap Naikkan Gaji
Ia menyatakan bahwa kebijakan tarif, terutama pajak transaksi kripto, memberi dampak signifikan terhadap likuiditas pasar.
“Nah, dengan adanya kebijakan tarif ini membuat orang lebih cenderung bersifat ragu-ragu untuk menginvestasikan uangnya. Makanya itu juga berpengaruh kepada harga Bitcoin,” ungkapnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube CNBC Indonesia, Sabtu (3/5).
Investor cenderung lebih berhati-hati dalam menginvestasikan dana ketika beban pajak dinilai tinggi.***
Baca Juga: Guru Gembul Ingatkan Bahaya Kultus terhadap Dedi Mulyadi: Bisa Hancurkan Masyarakat!
Artikel Terkait
Robert Kiyosaki Sependapat dengan Michael Saylor Terkait Prediksi Harga Kripto Bitcoin
Langkah Cerdas Memahami Tren Pasar Kripto dan Informasi Penting di Baliknya
Pasar Kripto Global Mengalami Goncangan, Bitcoin Mengawali Minggu Dengan Penurunan Harga
Lebih dari 51% Gen Z Ternyata Telah Memiliki Aset Kripto
Mantan CEO Binance Tawarkan Saran Kripto Gratis kepada Pemerintah Semua Negara Terkait Regulasi dan Adopsi
Prabowo Tak Mau ‘Ngemis’ ke Trump, Hendri Satrio: Sikap Mandiri Bagus, tapi Investasi Harus Masuk