Korban bullying selalu ingin dekat orang dewasa agar merasa aman.
Mereka seringkali mimpi buruk, tidak bisa tidur nyenyak. Korban bullying sering mengeluh nyeri pada tubuhnya.
Mereka juga merasa tertekan setelah menggunakan computer dan handphone. Mereka juga menjadi tertutup.
Namun kadang mereka menjadi agresif atau tiba-tiba marah.
Selain mengganggu kondisi fisik, bullying menyebabkan gangguan mental, gangguan akademik dan gangguan hubungan sosial.
Baca Juga: Prabowo Subianto Mencanangkan Kemandirian Indonesia Di Bidang Pangan, Energi, Dan Air
Korban bullying juga mengalai penurunan kualitas hidup, mereka kurang percaya diri, menggunakan obat terlarang dan melukai diri sendiri.
Sementara pelaku bullying berpotensi menjadi criminal, bersikap kasar dan berisiko tersangkut masalah hukum.
Kejadian bullying juga menimbulkan trauma, bagi yang melihatnya. Bahkan mereka yang melihat akan ikut merasa stress, ketakutan, dan takut menghadapi masalah, serta mudah cemas.
Bila sudah terjadi bullying maka pihak sekolah dan orangtua harus segera mengambil tindakan tegas.
Untuk mencegah bullying, ajari anak untuk mengolah emosi saat mengalami bullying.
Mintalah anak selalu terbuka dan bercerita mengena bullying yang terjadi.
Baca Juga: Bukan sembarangan, Ternyata ini makna nama Whoosh untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Dalam keluarga bentuklah lingkungan yang penuh kasih sayang dana man, bangun rasa percaya diri pada anak, bangun keberanian pada anak dan tanamkan ketegasan dalam diri.
Ajarkan etika dan gugah rasa empati supaya anak bisa menghargai dan peduli pada sesama.