5 Alasan Kuat Kenapa Wanita Harus Punya Penghasilan Sendiri Setelah Menikah, Nomor 1 dan 4 Valid No Debat!

Bisnisbandung.com - Sebagian besar wanita, khususnya di Indonesia, sudah menjadikan pernikahan sebagai tujuan hidupnya.

Banyak dari mereka yang bercita-cita untuk dipinang dan menikah dengan pria yang mapan dan tampan serta memakai gaun pernikahan yang cantik.

Tapi sayangnya, kehidupan tidak selalu berjalan sesuai dengan yang kita inginkan, begitu pula dengan pernikahan.

Alih-alih mendapatkan kehidupan pernikahan yang indah nan bahagia seperti yang diharapkan, realita memaksa mereka untuk mengorbankan banyak hal.

Baca Juga: Apa Yang Harus Dilakukan Cowok Ketika Cewek Bilang Terserah? Jangan Bingung, Kamu Bisa Lakukan 3 Hal Ini Bro!

Mulai dari tubuh mereka sampai pada kemandirian ekonomi. Terkadang semuanya harus mereka korbankan begitu masuk ke kehidupan pernikahan.

Alasan yang paling banyak mendasari keputusan mereka untuk berhenti dari pekerjaan mereka adalah “ekonomi dan nafkah keluarga adalah tanggung jawab suami, maka rumah dan kesejahteraan di dalamnya adalah tanggungjawab istri”.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan keyakinan ini, mengingat pekerjaan ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang mulia, yang membutuhkan kemampuan dan keahlian tersendiri.

Pekerjaan ibu rumah tangga juga tidak mudah sehingga tidak semua orang juga yang mampu mengerjakan apa yang dilakukan ibu rumah tangga setiap harinya .

Baca Juga: Bikin Merem Melek! Ini 6 Sentuhan Pria Yang Disukai Wanita, Berani Coba?

Akan tetapi, menjadi ibu rumah tangga yang berpenghasilan juga tidak kalah mulia dan istimewa.

Selain terlihat hebat, wanita Indonesia harus tahu 5 alasan kuat mengapa wanita harus tetap punya penghasilan sendiri bahkan setelah menikah. Apa saja 5 alasan itu?

1. Ekonomi Menjadi Faktor Perceraian No. 1 di Indonesia

Tahukah Anda? Menurut Mahkamah Agung, pada tahun 2018 saja, ada sebanyak 419.268 pasangan yang bercerai.

Penggugat dari perceraian ini tercatat banyak datang dari pihak perempuan, dimana masalah ekonomi menjadi alasan sekaligus faktor utama yang paling banyak mendasari perceraian-perceraian  ini.