Bisnisbandung.com - Pengamat politik Rocky Gerung kembali melontarkan kritik tajam terkait kondisi ekonomi Indonesia, terutama dalam konteks pengelolaan anggaran negara (APBN).
Menurutnya, beban utang yang ditinggalkan oleh pemerintahan sebelumnya membuat ruang gerak fiskal semakin terbatas.
"APBN tahun depan diproyeksikan mencapai Rp3.600 triliun. Namun, Rp1.200 triliun akan langsung dialokasikan ke daerah akan habis, dan Rp1.000 triliun digunakan untuk pembayaran utang juga habis. Setelah itu, hanya tersisa Rp800 triliun untuk anggaran nasional," jelas Rocky dalam sebuah diskusi.
Ia menyoroti bahwa sebagian dari anggaran yang tersisa bahkan digunakan untuk program-program sosial seperti makan siang gratis, yang menyisakan ruang fiskal Rp400 triliun bagi negara untuk menjalankan fungsinya.
"Dipakai buat makan siang gratis, 400 triliun.
Tinggal 400 triliun, bagaimana negara mau bekerja dengan ruang fiskal 400 triliun?" Tegas rocky.
Dalam pandangannya, jumlah ini sangat tidak mencukupi untuk mendukung operasional negara secara optimal.
"Jangan keluarnya gampang.
Cetak uang.
Tetapi efek inflasinya itu di depan mata." Lanjut rocky
Rocky juga memperingatkan dampak dari mencetak uang secara berlebihan, yang menurutnya akan memicu inflasi.
"Amerika cetak uang ada soal, karena uang dia itu beredar seluruh dunia.
Uang kita itu keluar dari bandara cengkareng udah gak laku.
Itu masalahnya kan." sindir Rocky.
"Jadi ini sesuatu yang struktural sekali lagi, Nah bagaimana mengatasi itu?
Ya penghematan, apalagi mau dihemat. Jadi kita bayangkan,
kesulitan awal dari sebuah republika yang res publikanya itu diatur oleh res privata.
Artinya, diunggulkan lagi korporasi untuk mempus 8% itu kan." Tambah Rocky.
Lebih jauh, ia mengkritik pendekatan pemerintah yang dinilainya masih terlalu mengandalkan korporasi besar, sementara sektor UMKM kurang mendapat perhatian.
"Tidak ada pertumbuhan yang dihasilkan oleh UMKM, gak ada. Di Amerika sekarang lagi problem, Bagaimana menghasilkan pertumbuhan?
Kamalaharis menjaminkan UMKM, small business, akan saya utamakan.
Tapi itu di Amerika. Yang janjinya pasti ditepati," tambahnya.
Rocky menegaskan bahwa kondisi ini mencerminkan masalah ekonomi struktural yang harus diatasi dengan penghematan, meskipun langkah penghematan pun memiliki batas.
Menurutnya, upaya reformasi ekonomi yang lebih mendalam diperlukan agar Indonesia tidak semakin terpuruk dalam kesulitan fiskal di masa depan.
Rocky Gerung menyarankan agar pemerintah yang baru nantinya lebih serius dalam menangani utang negara dan mendukung sektor UMKM yang dinilainya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.***
Artikel Terkait
Garuda Biru Membanjiri di Media Sosial: Simbol Gerakan "Peringatan Darurat"
Nama Mulyono Viral di Media Sosial di Tengah Gelombang Demonstrasi, dan Alasan Namanya di Ganti Menjadi Jokowi
Kisruh Larangan Hijab di RS Medistra, Mengapa Banyak Media yang Sempat Bungkam?
Pandji Pragiwaksono Bicara Kritis, Menilai Dinasti Politik Jokowi dan Etika Media Sosial
Media Sosial Hanya Dipenuhi Seputar MK, Gibran dan Jokowi, Jeffrie Geovanie: Tidak Bisa Menerima Kekalahan
Dan Bilzerian Terkenal Playboy Kini Mulai Belajar Tentang Al-Qur'an dan Dirinya Berani Menyuarakan Palestina di Media X