bisnis

Tanpa Pagar Regulasi, Realisasi Merger GoTo-Grab Bahayakan Ekonomi Indonesia

Rabu, 3 Desember 2025 | 19:00 WIB
Ilustrasi Ojol (Tangkap layar youtube Raymond Chin)

bisnisbandun.com - Influencer bisnis Raymond Chin menilai rencana merger GoTo dan Grab berpotensi membawa konsekuensi serius bagi konsumen dan driver jika pemerintah tidak menyiapkan regulasi pengaman.

Menurut analisisnya, proses menuju transaksi besar ini sudah memasuki fase yang menentukan, dan hasil akhirnya bisa menjadi pukulan bagi ekonomi kerakyatan apabila dibiarkan tanpa kontrol ketat.

Raymond memandang bahwa meski GoTo sudah berada dalam kondisi lebih sehat, perusahaan tersebut tetap tidak memiliki cukup ruang untuk bertahan sendiri dalam industri ojek online.

Baca Juga: Polemik Ijazah Memanas, Pakar Hukum UI Ingatkan Proses Pembuktian Tak Sederhana

Ia menilai sektor ini sebagai bisnis dengan karakter kompetisi ekstrem, di mana dua pemain utama Gojek dan Grab telah terjebak dalam persaingan destruktif selama satu dekade.

Kondisi tersebut membuat keduanya terus membakar modal investor hanya untuk mempertahankan pangsa pasar.

Dalam kacamata Raymond, penurunan suku bunga global dan berhentinya arus modal murah membuat investor tidak lagi bersedia menanggung kerugian berkepanjangan.

Ia memandang para pemegang saham hanya fokus pada pengembalian investasi, bukan pada aspek kebanggaan nasional.

Baca Juga: Bocor! Eks Karyawan Ungkap Siasat IMIP Morowali Sembunyikan TKA China Saat Sidak

Karena itu, ia menilai merger menjadi satu-satunya jalan realistis untuk meningkatkan valuasi kedua perusahaan.

Melalui penggabungan, entitas baru diperkirakan dapat meraih dominasi pasar lebih dari 90%, memangkas biaya pemasaran, dan memperoleh kendali penetapan harga yang lebih kuat.

Bahkan beberapa analis disebut memproyeksikan potensi keuntungan triliunan rupiah pada tahun pertama hanya dari efisiensi tersebut.

Raymond mengingatkan bahwa skenario seperti ini bukan tanpa risiko, terutama bagi keberlanjutan ekosistem transportasi daring Indonesia.

“Ini yang gua rasa jadi diskusi pemerintah harusnya, ya dan gua ngomong langsung aja either ke pemerintah, ke KPPU, atau ke Danantara: kalau memang direstui merger ini atas nama kesehatan industri atau profitability,” bebernya di YouTube pribadinya.

Baca Juga: Heboh Lagi Soal PT IMIP Morowali, Eks Karyawan Bocorkan Informasi Penting ke Media

Halaman:

Tags

Terkini