bisnis

Indonesia Berpeluang Menjadi Pasar Modal Top 5 Dunia, CEO Ajaib Tekankan Pentingnya Prioritas Nasional

Selasa, 28 Januari 2025 | 21:30 WIB
Sektor investasi yang paling dilirik setelah pilpres (Pexels/pexels)

bisnisbandung.com - CEO Ajaib, Anderson Sumarli, mengungkapkan keyakinannya bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu pasar modal top 5 di dunia jika sektor ini dijadikan prioritas negara.

“Kita pasti bisa menjadi pasar modal top 5 di dunia kalau kita memang fokuskan ini menjadi prioritas negara,” ucapnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Grace Tahir, Selasa (28/1/25).

 Saat ini, partisipasi masyarakat Indonesia dalam investasi saham telah meningkat dari 1% menjadi lebih dari 5%.

Baca Juga: Belum Berjalan Sebulan, Mayoritas Masyarakat Indonesia Puas Dengan Program Makan Bergizi Gratis

Namun, angka ini masih berada di level single digit, menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat besar.

Menurut Anderson, pasar modal memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya jika negara ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.

 Pasar modal dapat menjadi alat utama untuk mendukung UMKM, yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, agar berkembang menjadi perusahaan besar yang membutuhkan akses pendanaan lebih luas.

Baca Juga: Presiden Prabowo Ingin Menertibkan Masalah Bilateral Termasuk Tenaga Kerja dengan Malaysia

Di negara-negara maju, pasar modal yang kuat menjadi pilar utama perekonomian. Saat ini, pasar modal Indonesia berada di peringkat top 20 dunia, namun Anderson percaya bahwa dengan peningkatan inklusi dan literasi keuangan, peringkat ini dapat meningkat secara signifikan.

Sebagai perbandingan, tingkat partisipasi investasi saham di negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand mencapai 20-30%, jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia.

Anderson juga menyoroti pentingnya edukasi dan teknologi dalam memperluas inklusi keuangan, terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau layanan keuangan modern.

“Karena salah satu masalah terbesar kita adalah inklusi keuangan dan literasi keuangan yang belum begitu tinggi di Indonesia,” terangnya.

Baca Juga: Belum Berjalan Sebulan, Mayoritas Masyarakat Indonesia Puas Dengan Program Makan Bergizi Gratis

 Data menunjukkan bahwa 80% nasabah Ajaib berasal dari luar Jabodetabek, membuktikan bahwa platform digital dapat menjadi solusi untuk menjangkau masyarakat di wilayah terpencil.

Halaman:

Tags

Terkini