Bisnisbandung.com - Menjelang musim perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jawa Barat tengah mempersiapkan strategi untuk meningkatkan kunjungan konsumen ke toko-toko ritel.
Persiapan ini dilakukan di tengah tantangan penurunan jumlah kunjungan konsumen yang terjadi akhir-akhir ini.
Faktor-faktor seperti daya beli masyarakat yang melemah, kekhawatiran terhadap potensi kenaikan harga akibat tarif PPN menjadi 12%, dan persaingan ketat dengan e-commerce, menjadi beberapa penyebab utama yang memengaruhi kondisi ini.
Baca Juga: Borneo FC ditaklukan Persib 1-0 di Stadion GBLA
Disamping itu cuaca hujan lebat di berbagai daerah turut mempengaruhi penurunan penjualan sektor retail.
Ketua Aprindo Jawa Barat, Yudi Hartanto, menyampaikan, “Kami memahami tantangan yang dihadapi oleh anggota kami dalam situasi ini. Namun, kami optimis bahwa musim perayaan ini dapat menjadi momentum bagi sektor ritel untuk kembali menggairahkan aktivitas belanja masyarakat melalui pendekatan yang inovatif dan berpusat pada kebutuhan konsumen.”
Untuk menghadapi situasi ini, Aprindo Jawa Barat merekomendasikan agar toko ritel mengadopsi strategi yang berfokus pada promosi tematik yang relevan, memperkuat pengalaman belanja di toko dengan suasana perayaan yang menarik, memanfaatkan teknologi digital untuk menjangkau konsumen secara lebih luas, serta memastikan ketersediaan stok produk yang menjadi kebutuhan utama masyarakat selama periode Natal dan Tahun Baru.
Selain itu, penguatan kolaborasi dengan pelaku UMKM lokal juga dapat menjadi daya tarik tambahan, sekaligus mendorong roda ekonomi daerah.
“Semangat kolaborasi antara pelaku ritel dan berbagai pemangku kepentingan menjadi kunci untuk melewati tantangan ini. Kami percaya bahwa dengan langkah yang tepat, sektor ritel Jawa Barat akan mampu bangkit dan memberikan kontribusi positif pada perekonomian, khususnya di masa festive session ini,” tambah Yudi Hartanto.
Aprindo Jawa Barat berharap pemerintah segera menggelontorkan anggaran-anggaran yang dapat mendorong peningkatan daya beli masyarakat dan menghentikan wacana penyesuaian Tarif PPN tahun 2025.
Baca Juga: Perang Dunia III Bisa Pecah? Connie Rahakundini Dorong Kembalinya Trump
Semakin lama masyarakat menahan pembelian dikuatirkan menyulitkan pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional karena tingginya kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap perekonomian nasional, pungkasnya kepada redaksi Bisnis Bandung.***