“Penurunan ekspektasi ini sejalan dengan persaingan bisnis yang semakin tinggi dan permintaan yang lebih moderat,” jelas Supari.
Selain itu, sentimen bisnis UMKM terhadap perekonomian juga melemah, dengan Indeks Sentimen Bisnis (ISB) berada di level 115,1.
Penurunan ini tercermin pada Indeks Situasi Sekarang (ISS) yang turun menjadi 94,1, sementara Indeks Ekspektasi (IE) melemah menjadi 136,0. Keterbatasan dana untuk investasi, naiknya harga bahan baku, dan laju bisnis yang menurun turut membatasi ruang gerak UMKM untuk berinovasi.
Seiring dengan perlambatan ini, penilaian UMKM terhadap kinerja pemerintah juga sedikit melemah, dengan Indeks Kepercayaan kepada Pemerintah (IKP) turun 4,6 poin ke 125,9.
Pelaku UMKM memberikan apresiasi tertinggi pada kemampuan pemerintah menciptakan rasa aman (144,2) dan dalam menyediakan infrastruktur (138,2), tetapi menunjukkan kepedulian lebih pada stabilitas harga barang dan jasa, yang tercatat pada indeks terendah, yakni 110,5.
Baca Juga: Perombakan di Pertamina, Orang Dekat Prabowo Simon Aloysius Mantiri Mengambil Alih Tongkat Estafet
Kenaikan harga bahan baku berdampak langsung pada laba usaha, menjadi beban yang semakin berat bagi pelaku bisnis kecil. Indeks Bisnis UMKM Triwulan III 2024 ini menjadi gambaran nyata tantangan yang dihadapi sektor UMKM dalam mempertahankan ekspansi.
“Hal ini tampaknya berkaitan dengan harga barang input yang terus meningkat dan menggerus keuntungan usaha, sehingga dirasakan sangat memberatkan bagi sebagian pelaku bisnis UMKM,” pungkas Supari.
Informasi Tentang Survei
Survei Kegiatan Usaha dan Sentimen Bisnis UMKM yang diselenggarakan oleh BRI Research Institute pada 20 September hingga 2 Oktober 2024 memberikan gambaran penting mengenai kondisi serta prospek bisnis UMKM di Indonesia.
Dengan lebih dari 7.084 responden UMKM yang tersebar di 33 provinsi dan meliputi semua sektor ekonomi, survei ini menyajikan data berharga untuk memahami arah bisnis UMKM ke depan.
Pengumpulan data survei ini dilakukan dengan metode ‘stratified systematic random sampling’, yang dirancang untuk memastikan representasi yang akurat dari berbagai sektor usaha, provinsi, dan skala usaha.
Setiap wawancara dilakukan via telepon dengan pengawasan mutu yang ketat, sehingga hasil survei dinilai valid dan dapat diandalkan.
Informasi yang dikumpulkan dalam survei ini mencakup persepsi para pelaku UMKM terhadap kondisi ekonomi umum, perkembangan sektor usaha, serta proyeksi kinerja bisnis mereka sendiri.
Baca Juga: Bincang Santai di Solo, Jokowi dan Prabowo Abadikan Momen Tanpa Politik