"Cuma persoalannya apakah berani? Sebab Netflix itu sudah jadi bahan kompetisi dengan operator lain. Sehingga sebelum menghentikan layanan dan fokus pada penyedia lainnya, tentu akan dihitung dampaknya," tukas Heru.
Sebelumnya sejak awal Maret, Uni Eropa mendesak Netflix dan platform streaming lainnya seperti YouTube untuk berhenti menayangkan video HD untuk mencegah keruntuhan internet. Hal ini diungkap Uni Eropa menyusul peningkatan traffic internet yang melonjak di kala pandemi Covid-19.
Dengan begitu banyak negara melakukan lockdown, ratusan juta bekerja dari rumah dan juga banyak siswa yang belajar dari rumah. Hal ini berimbas pada penggunaan aplikasi telekonferensi yang melonjak tinggi dan memberikan tekanan besar pada bandwidth internet.
Dilansir dari berbagai sumber, Komisaris Eropa Thierry Breton mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan CEO Netflix, Reed Hastings terkait masalah ini. Breton mengimbau orang dan perusahaan untuk beralih ke resolusi standar apabila HD tak diperlukan untuk mengamankan akses internet untuk semua.
Seorang juru bicara Netflix mengatakan kepada waetawan akan mengurangi kualitas gambar streaming-nya. Netflix mengatakan pengurangan traffic sekitar 25 persen di jaringan Eropa bisa memberikan layanan yang bagus bagi konsumen.
"Komisaris Breton benar untuk menyoroti pentingnya memastikan bahwa internet terus berjalan dengan lancar selama masa kritis ini. Kami telah berfokus pada efisiensi jaringan selama bertahun-tahun, termasuk menyediakan layanan koneksi terbuka kami secara gratis ke perusahaan telekomunikasi," ucap Netflix.
YouTube juga mengatakan akan meminimalisir tekanan kepada jaringan sembari terus berkomunikasi dengan operator jaringan.
"Kami akan terus bekerja dengan pemerintah negara bagian anggota dan operator jaringan untuk meminimalkan tekanan pada sistem, sambil juga memberikan pengalaman pengguna yang baik," kata YouTube. (C-003/mik)***