Jaringan 4G Rentan Kena Serangan Siber

photo author
- Jumat, 6 Desember 2019 | 12:45 WIB
siber
siber

PERUSAHAAN solusi keamanan siber asal Amerika Serikat (AS), Palo Alto Networks menyebut celah keamanan konektivitas 4G masih terbilang rentan disusupi serangan siber pada 2020 seperti serangan malware, IP-spoofing, DDoS dan lainnya.

Menurut Field Chief Security Officer APAC Kevin O'Leary menjaga celah keamanan 4G dinilai menjadi tantangan bagi para operator telekomunikasi. Sebab, belum beragamnya standar keamanan untuk perangkat-perangkat berbasis long term evolution (LTE).

Masalah keamanan 4G pun dinilai sebagai gambaran persoalan keamanan konektivitas 5G nantinya jika telah diterapkan secara masif.

"Jika tantangan ini tidak segera diantisipasi, selain mobile ISP akan menjadi titik sasaran serangan siber di kemudian hari, kemungkinan mereka juga akan menjadi tempat terbukanya celah vulnerability seperti pada sistem IoT yang tidak aman," ucap dia saat acara Palo Alto Networks 2020 di Sentral Senayan, Jakarta, Selasa (2/12).

Selain itu, Palo Alto Networks mengutip catatan dari GSMA yang memprediksikan bahwa 4G masih akan menjangkau 68 persen pengguna tahun 2025 di kawasan Asia-Pasifik.

Sebab, masih tingginya pengadopsian model LTE di area pedesaan karena panjang gelombang yang dipancarkan oleh jaringan 4G lebih panjang dibanding 5G.

"Melihat masih minimnya uji coba pagelaran 5G yang sukses saat ini, pembangunan infrastruktur 5G diprediksikan baru akan terjadi secara masif dalam kurun waktu 10 tahun. Bahkan sejumlah negara APAC baru saja mencicipi teknologi 4G," terang O'Leary.

Sebelumnya, perusahaan solusi keamanan siber lain yakni Kasperksy Lab melaporkan serangan DDoS kuartal kedua 2019 meningkat sebesar 18 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Menurut Kaspersky, berdasarkan laporan DDos kuartal 2 2019, jumlah serangan memang turun hingga 44 persen jika dibandingkan kuartal 1 2019. Tipe serangan terbanyak berupa lapisan aplikasi uang sulit dikelola dan dilindungi. Serangan tipe ini meningkat hingga 32 persen dibandingkan dengan kuartal 2 tahun sebelumnya.

Jenis serangan ini menargetkan fungsi atau API aplikasi tertentu, tidak hanya untuk menggunakan jaringan, tetapi juga sumber daya server. Mereka juga lebih sulit untuk dideteksi dan dilindungi, karena memiliki permintaan yang terlegitimasi.

Kaspersky pun merekomendasikan beberapa langkah untuk melindungi diri dari serangan DDoS. Pertama, pastikan sumber daya web dan TI dapat menangani lalu lintas tinggi dan padat. Kedua, gunakan solusi profesional untuk melindungi organisasi dari serangan.

Sebut Internet of Things Lemah

Palo Alto Networks juga menyebut perangkat yang didesain menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) rentan menjadi ladang serangangan siber pada 2020.

Menurut Director of Systems Engineering Palo Alto Networks Indonesia, Yudi Arijanto sejumlah perangkat IoT yang ada di pasaran tidak dibekali dukungan untuk pembaruan peranti lunak dan tambalan keamanan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X