UX yang rumit: Masih butuh edukasi agar pengguna awam bisa menggunakan dApps dan wallet dengan mudah.
Isu regulasi: Pemerintah di banyak negara masih mencari cara mengatur aktivitas berbasis blockchain.
Masalah energi: Proses verifikasi di jaringan berbasis Proof-of-Work masih boros listrik, meski makin banyak proyek beralih ke Proof-of-Stake.
Scalability: Transaksi Web3 kadang lambat dan mahal, terutama di jaringan besar seperti Ethereum.
Namun, semua tantangan itu sedang dikerjakan. Munculnya solusi seperti Layer-2 (Arbitrum, Optimism) dan blockchain modular (Celestia, EigenLayer) membuat masa depan Web3 makin realistis.
Baca Juga: Pasar Belum Percaya, INDEF Peringatkan Potensi Backfire Kebijakan Purbaya
Kesimpulan
Web3 bukan sekadar tren, tapi fondasi internet generasi baru yang mengutamakan kemandirian pengguna. Ia mengubah cara kita menyimpan data, bertransaksi, bahkan berinvestasi. Hubungannya dengan kripto sangat erat — karena token, blockchain, dan smart contract adalah “bahan bakar” yang membuat seluruh ekosistem ini hidup.
Namun, seperti halnya fase awal internet, masih banyak yang harus disempurnakan. Web3 memang menjanjikan masa depan yang lebih adil, tapi pengguna perlu bijak memahami teknologi dan risikonya.
Jika kamu mengikuti perkembangan ini sejak dini, kamu nggak cuma paham arah transformasi digital, tapi juga bisa melihat peluang besar di baliknya — baik sebagai investor, developer, maupun pengguna yang ingin punya kendali penuh atas data dan asetnya sendiri.
FAQ
- Apakah Web3 sama dengan blockchain?
Tidak sepenuhnya. Blockchain adalah teknologi dasar, sedangkan Web3 adalah konsep internet yang dibangun di atasnya. - Apakah semua proyek Web3 menggunakan kripto?
Hampir semua, karena token digunakan untuk transaksi, governance, dan insentif. - Mengapa harga crypto sering naik saat tren Web3 muncul?
Karena adopsi proyek Web3 meningkatkan permintaan token yang digunakan dalam ekosistem tersebut. - Apakah Web3 sudah siap digunakan secara massal?
Belum sepenuhnya. Masih perlu peningkatan dari sisi UX, keamanan, dan edukasi pengguna. - Apakah Web3 aman?
Secara prinsip, iya — karena berbasis desentralisasi dan enkripsi. Tapi risiko tetap ada, terutama dari sisi human error dan keamanan wallet.