bisnisbandung.com - Purbaya Yudhi Sadewa melakukan berbagai gebrakan di awal jabatannya sebagai Menteri Keuangan. Namun, dinamika pasar keuangan nasional menunjukkan tantangan besar di tengah optimisme kebijakan yang tengah dibangun.
Berdasarkan analisis Tauhid Ahmad selaku Senior Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), tren arus modal keluar (outflow) masih lebih dominan dibanding arus modal masuk (inflow) dalam beberapa waktu terakhir.
Pasar keuangan menunjukkan adanya perbaikan indeks, namun respon investor belum sepenuhnya positif.
Baca Juga: Eks Menkeu Fuad Bawazier Puji Gaya Purbaya, Dinilai Otentik
Pergerakan saham dan surat berharga negara mencerminkan kehati-hatian pelaku pasar terhadap arah kebijakan fiskal yang baru.
Transisi kepemimpinan di Kementerian Keuangan menjadi salah satu faktor yang memicu sikap wait and see dari investor. Dan didorong pula gelontaran 200 Milliar ke Bank Himbara membuat adanya kekhawatiran.
“Misalnya market melihat terutama bank-bank nih agak sedikit menurun karena khawatir risiko ke depan kalau dipaksa kredit masuk tapi katakanlah kelayakannya kurang dengan likuiditas itu mereka tidak menjadi satu hal yang safety gitu,” ucapnya dilansir dari youtube Metro TV.
Baca Juga: Israel Didesak Patuh pada Gencatan Senjata, Dunia Dipihak Palestina
Data yang diungkap INDEF memperlihatkan inflow surat berharga negara (SBN) mencapai sekitar Rp42,61 triliun.
Namun, outflow dari saham, SRB, dan SRBI mencapai total Rp119 triliun, dengan porsi outflow saham sekitar Rp58,7 triliun. Angka ini menandakan aliran modal asing masih belum kembali stabil ke pasar domestik.
Tauhid Ahmad menilai kondisi ini juga dipengaruhi oleh tekanan pada sektor perbankan. Program injeksi likuiditas senilai Rp200 triliun ke dalam basis uang (M0) menjadi perhatian khusus.
Jika penyaluran kredit dilakukan secara terburu-buru dan lebih banyak bersumber dari daftar tunggu (waiting list), risiko prudensial dapat meningkat dan berdampak pada stabilitas keuangan.
Baca Juga: Prof. Hikmahanto Beberkan Tiga Syarat agar Israel Tak Kembali Serang Gaza, Pasca Genjatan Senjata
INDEF menilai situasi tersebut masih dalam tahap wajar. Namun, langkah antisipatif sangat dibutuhkan untuk mencegah tekanan balik terhadap pasar apabila narasi optimisme tidak diikuti dengan perbaikan fundamental.
“Saya kira ya masih wajar ya, tapi memang harus diantisipasi kalau misalnya, katakanlah market melihat ternyata tidak ada sesuatu yang positif, ini malah akan jadi backfire di kemudian hari,” jelasnya.
Artikel Terkait
Menteri atau Pelawak Ekonomi? Ferdinand Semprot Menkeu Purbaya
Pakar Komunikasi Politik Soroti Gaya Ceplas-Ceplos Purbaya Yudi Sadewa
Ekonom Senior Murka! Ferry Latuhinin: Purbaya Menyalahi Hukum Ekonomi, Big Nonsense!
Sri Mulyani Hanya Ancam Pajak Naik, Purbaya Bikin Ekonomi Jalan! Sentilan Tajam Said Didu
Cuek tapi Berani! Hendri Satrio Sebut Purbaya Jadi ‘Media Darling’ Baru
Eks Menkeu Fuad Bawazier Puji Gaya Purbaya, Dinilai Otentik