Apa Itu Web3 yang Ramai Dibicarakan di X? Ini Penjelasan Mudahnya!

photo author
- Minggu, 12 Oktober 2025 | 11:35 WIB
Ilustrasi web3 (Pixabay/TayebMEZAHDIA)
Ilustrasi web3 (Pixabay/TayebMEZAHDIA)

Meski Web3 dan kripto sering disebut bareng, keduanya nggak persis sama. Web3 adalah konsep internet terdesentralisasi, sedangkan kripto adalah aset digital yang beroperasi di dalamnya. Tapi, tanpa kripto, Web3 mungkin nggak akan bisa hidup. Token dan smart contract menjadi bahan bakar yang membuat ekosistem Web3 berfungsi.

Nah, di titik ini, kamu mulai bisa lihat kaitannya dengan harga crypto. Saat proyek Web3 baru bermunculan — seperti jaringan Layer-2, metaverse, atau GameFi — permintaan terhadap token-token terkait biasanya meningkat.

Ketika adopsi pengguna bertambah, nilai aset juga ikut naik karena ada faktor utilitas nyata. Itulah kenapa setiap kali proyek Web3 besar diumumkan, harga beberapa koin kripto bisa langsung melonjak.

Namun, seperti halnya pasar kripto pada umumnya, faktor spekulasi juga berperan besar. Nggak semua proyek Web3 sukses; sebagian hanya tren sesaat tanpa model bisnis jelas. Karena itu, penting buat investor dan pengguna memahami mana proyek yang benar-benar punya nilai, bukan sekadar hype.

Baca Juga: Pengamat Heran Sepinya Pemberitaan Kasus Dugaan Korupsi Pertamina yang Seret Boy Thohir

Tujuan Besar Web3: Kembali ke Tangan Pengguna

Web3 lahir dari satu ide besar: mengembalikan kendali internet ke tangan pengguna.
Di dunia Web2, data kamu disimpan di server perusahaan besar. Di Web3, data itu bisa kamu simpan di dompet digital (wallet) milikmu sendiri. Dengan sistem ini, kamu bisa memilih siapa yang boleh mengakses datamu — entah itu aplikasi, proyek DeFi, atau bahkan platform sosial.

Selain itu, konsep Self-Sovereign Identity (SSI) memungkinkan identitas digital kamu benar-benar aman dan portabel. Misalnya, kamu bisa login ke berbagai platform tanpa perlu bikin akun baru, cukup dengan wallet yang sama. Sistem ini sudah mulai diadopsi di beberapa proyek Web3 seperti Lens Protocol atau ENS (Ethereum Name Service).

Sektor yang Paling Terpengaruh Web3

Keuangan (DeFi)
DeFi adalah contoh paling jelas dari penerapan Web3. Di sini kamu bisa meminjam, menabung, atau berinvestasi tanpa lembaga keuangan tradisional. Transaksi dicatat otomatis lewat smart contract, tanpa campur tangan bank.

Sosial Media Terdesentralisasi (DeSo)
Platform seperti Farcaster dan Lens Protocol mencoba menciptakan media sosial tanpa iklan invasif, di mana pengguna punya kendali penuh atas data dan penghasilan mereka.

NFT dan Gaming
Game berbasis Web3 seperti Axie Infinity atau Illuvium memperkenalkan konsep kepemilikan digital. Item game yang kamu punya benar-benar milikmu, bukan developer.

Governance (DAO)
Melalui DAO, komunitas bisa mengambil keputusan bersama tanpa pemimpin tunggal. Semua keputusan dilakukan lewat voting menggunakan token.

Tantangan Nyata Web3

Walau menjanjikan, Web3 belum sempurna. Ada beberapa tantangan besar yang perlu diselesaikan:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X