Bisnisbandung.com - Terbongkar baru-baru ini terjadi di dunia siber, data China bocor dan tersedia di platform GitHub.
Mengungkap gambaran yang cukup jelas tentang aktivitas peretas yang disponsori oleh pemerintah China.
I-Soon, perusahaan berbasis di Shanghai, diyakini menjadi bagian dari jaringan kontraktor swasta yang membantu pemerintah China dalam operasi pengumpulan intelijen, peretasan, dan pengawasan.
Data berupa dokumen yang tersedia meliputi email, percakapan, gambar, dan kontrak yang mengungkap komunikasi antara I-Soon dan otoritas China.
Analisis para ahli menunjukkan kampanye peretasan yang sistematis selama delapan tahun, menargetkan lebih dari 20 pemerintah dan wilayah asing, termasuk Inggris, India, Taiwan, Korea Selatan, dan lainnya.
Dokumen juga mengungkapkan target di China, termasuk etnis minoritas dan pembangkang di daerah dengan protes anti-pemerintah, seperti Hong Kong dan Xinjiang.
I-Soon terlibat dalam persaingan untuk mendapatkan kontrak peretasan dari lembaga pemerintah, dengan menyajikan diri sebagai sumber daya untuk aktivitas siber rahasia Beijing.
Mereka menggunakan berbagai alat peretasan untuk mengakses informasi intelijen, termasuk Trojan Akses Jarak Jauh (RAT) yang canggih yang dapat menyusup ke berbagai sistem operasi utama.
Meskipun pihak berwenang China membantah mengetahui kebocoran data tersebut, John Hultquist dari Mandiant Intelligence Google mengonfirmasi keaslian data bocor dan mengindikasikan keterlibatan berbagai entitas pemerintah China.
Baca Juga: Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Siap Bersatu, Dukung Hak Angket
Kebocoran ini bisa menjadi awal dari perubahan besar dalam diplomasi internasional dan peningkatan kesadaran akan keamanan nasional di banyak negara.***