Tepat pada tanggal 10 Maret, Soeharto melakukan pertemuan dengan Panglima Kodam Jaya Mayjen.Amir Mahmud, Pangdam Jati Mayjen.Basuki Rahmat dan Mayjen.M Yusuf.
Soeharto menyatakan bahwa ia siap menerima mandat penuh dari Bung Karno untuk mengatasi kemelut yang menyambangi negara termasuk masalah keamanan dan politik.
Baca Juga: Warning : Jangan Lakukan 4 Hal Ini Saat Breakfast di Hotel
Kemudian Soeharto secara tidak langsung menitipkan pesan untuk Bung Karno yang tengah mengungsi di Istana Bogor.
Mereka kemudian menyambangi Bung Karno di Istana Kepresidenan Bogor dan menyampaikan pesan.
Salah seorang pengawal Bung Karno Winarrdjito menyatakan sebenarnya bukan tiga Jenderal melainkan ada 4 Jenderal yang menemui Soekarno saat itu.
Baca Juga: Tidak Hanya Untuk Masak Inilah 7 Manfaat Daun Salam Bagi Kesehatan
Satu Jenderal mengaku melihat dengan jelas Panggabean menodongkan pistol ke arah Bung Karno agar segera menandatangani Supersemar.
Kesaksian Jito ini banyak yang membantah karena di kala itu dia masih berpangkat rendah alias tidak bisa dipercaya begitu saja.
Tidak punya pilihan mau tidak mau Soekarno pun menandatangani surat dan menyerahkannya kepada M.Yusuf.
Baca Juga: Ternyata Ada Banyak Macamnya, Berikut Ragam Gangguan Tidur Yang Perlu Anda Kenali
Ternyata di hari-hari berikutnya surat itu dipakai Soeharto untuk menertibkan keamanan atas nama Bung Karno.
Sehari setelah penandatanganan surat itu, Soeharto langsung membubarkan PKI memakai Surat Keputusan Presiden Nomor 113 tahun 1966.
Saat membacakan surat, Soeharto menyebut telah ditandatangani Bung Karno lalu 6 hari berikutnya 15 menteri Bung Karno ditangkap dengan tuduhan terlibat dalam peristiwa G30S.
Baca Juga: Masih Melakukan Kesalahan, 5 TIps caraganya Agar kamu tidak dipecat dari Perusahaan