Bisnisbandung.com-Kawasan Malioboro masuk bagian sumbu filosofi Yogyakarta yang kini sedang diajukan sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO. Ke depan, dengan bertahap Malioboro akan bebas kendaraan bermotor.
"Kita sedang membuat, Malioboro itu sebagai sumbu filosofi, yang dianggap sebagai warisan dunia," kata Sekda DIY Beny Suharsono di kantornya, Rabu (2/8).
Ia menerangkan sejak awal di kawasan Malioboro telah ada pembatasan merokok di jam tertentu, jam 18.00 WIB sudah tidak bisa ada kendaraan bermotor yang lewat.
Baca Juga: Presiden Jokowi Bantah Melalukan Pembicaraan Politik dengan Sandiaga Uno
"Itu telah dimulai. Inilah yang kita awali perlahan-lahan. Jika pedestrian murni kemungkinan perlu waktu yang lumayan panjang," ucapnya.
"Semi pedestrian itu telah dilaksanakan," ucapnya.
Pedestrian murni di Malioboro perlu waktu panjang karena perlu pikirkan akses bongkar muat barang beberapa pedagang.
"Membutuhkan in out barang kan belum mungkin. Terkecuali kita (ada) persetujuan gunakan kendaraan listrik. Kita belum sampai ke situ. Tetapi itu harus diawali. Perlahan-lahan," ucapnya.
Baca Juga: 5 Manfaat Teh Hijau yang Harus Kamu Ketahui, Benarkah Dapat Menurunkan Berat Badan?
Sementara masalah pemindahan tempat parkir Abu Bakar Ali (ABA) yang hendak dipindahkan untuk mendukung program ini, Beny menjelaskan jika sejak dahulu ABA memang dibuat temporary.
"Dari sejak awalnya kan dibuat sementara. Karena itu bentuk bangunannya dapat diuraikan. Dibuat untuk diuraikan, menjadi sementara. Sementaranya itu harus ada alternatif. Nach alternatifnya telah di-sounding lokasi-lokasi disekitaran sini," ucapnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dishub DIY Sumariyoto menjelaskan memerlukan cara yang panjang untuk mengaplikasikan peraturan ini. Khususnya memperhatikan kegiatan di situ sampai pemenuhan transportasi publik.
Baca Juga: 5 Cara Mudah untuk Menghilangkan Bau Mulut, Nomor 4 Mungkin Selalu Kamu Lupakan
"Kita (perlu) mengusahakan pemenuhan publik transport yang ke situ, selanjutnya kantong parkir. Ya jika full pedestrian jangan sepanjang 24 jam, terkecuali VVIP atau jika kelak tidak ada titik temu (atau) diskusi para pedagang, dapat kita diskusi semua, kita rencanakan untuk drop-out beberapa barang. Kita selalu diskusi, banyak yang terlibat di sana, ada Dinas Koperasi, PU, Pemberdayaan, Pariwisata dan lain-lain," kata Sumariyoto.