bisnisbandung.com - Kondisi warga terdampak bencana di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan sejumlah wilayah di Aceh masih menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait akses dan layanan kesehatan.
Ketua Divisi Relawan Mer-C, Dr. Guntur Utama P, yang turun langsung ke lokasi, menggambarkan situasi lapangan masih jauh dari ideal dan membutuhkan penanganan lanjutan.
Hasil asesmen tim Mer-C di berbagai daerah, termasuk Aceh Tamiang dan Bener Meriah, menunjukkan pola permasalahan yang serupa di masyarakat.
“Untuk keberlanjutannya, kita bekerja sama dengan pemerintah, Kemenkes, relawan lain, BNPB, BPBD, dan Basarnas untuk membuka akses,” ucapnya dilansir dari YouTube tvOneNews.
Trauma psikologis masih kuat, terutama pada warga Aceh yang sebelumnya pernah mengalami bencana tsunami.
Meski kebutuhan pangan mulai terpenuhi seiring aktivitas warga yang kembali berjalan, kebutuhan dasar lain untuk tempat tinggal dan kebersihan masih menjadi perhatian utama.
Sejumlah persoalan seperti minimnya air bersih, sanitasi yang tidak memadai, dan fasilitas MCK yang terbatas masih membebani masyarakat.
Kondisi lumpur yang masih menutup sejumlah area memperburuk akses, sementara obat-obatan untuk masalah higiene seperti penyakit kulit masih sangat dibutuhkan.
Baca Juga: Seskab Teddy Imbau Tokoh dan Figur Publik Tidak Memperumit Situasi di Lokasi Bencana
Pemulihan infrastruktur dasar juga masih berlangsung. Listrik mulai diperbaiki namun belum stabil dan masih sering padam karena jaringan yang dalam perbaikan.
Sinyal komunikasi di beberapa wilayah masih lemah, sehingga menyulitkan koordinasi. Air bersih pun tetap menjadi tantangan besar di lokasi bencana.
Dari sisi medis, posko kesehatan menjadi tumpuan utama pelayanan karena sebagian puskesmas terdampak dan tidak dapat beroperasi maksimal.
Beberapa puskesmas yang tidak rusak berusaha melayani masyarakat, tetapi kewalahan akibat tingginya jumlah pasien.