Faktor lain yang disorot adalah risiko tinggi akibat panas dan asap pekat. Banyak korban diduga tidak mampu menyelamatkan diri karena terjebak oleh kepulan asap sebelum api membesar dan merusak seluruh lantai bangunan.
Dari sisi keamanan dasar bangunan, Prof. Manlian menjelaskan pentingnya perhatian terhadap jalur penyelamatan.
Dengan jumlah lantai yang bertambah, area evakuasi seharusnya dirancang lebih memadai. Tangga yang ada disebut hanya berfungsi sebagai tangga sirkulasi, bukan tangga darurat yang sesuai standar.
Baca Juga: Pembelaan Gibran terhadap Ferry Irwandi dkk Dinilai Bermuatan Politis dan Menyasar Gen Z
Sistem proteksi aktif seperti detektor panas, detektor asap, dan sprinkler juga dinilai harus diatur secara tepat untuk merespons risiko ledakan.
Sementara itu, elemen proteksi pasif terkait desain arsitektur ruang disebut kurang mengarahkan penghuni menuju titik aman atau muster point.
Peristiwa ini menegaskan pentingnya kepatuhan terhadap standar keselamatan bangunan, mulai dari izin fungsi, pembaruan SLF, hingga penerapan sistem proteksi kebakaran yang sesuai dengan risiko operasional.***
Baca Juga: Kontradiksi Izin Penebangan di Tengah Bantahan Kemenhut, Bupati Tapanuli Selatan Buka Suara