bisnisbandung.com - Pengamat politik Ray Rangkuti menilai dinamika pernyataan yang muncul dari kubu Partai Demokrat dan kubu Jokowi bukan sekadar respons spontan, melainkan bagian dari persaingan politik yang lebih besar.
Ia melihat adanya kompetisi yang mulai menguat antara dua keluarga mantan presiden, yakni keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan keluarga Joko Widodo (Jokowi), yang diperkirakan akan berhadapan pada pemilihan umum 2029.
Ray menilai persaingan tersebut menjadi menarik karena kedua keluarga memiliki anak yang kini berada dalam posisi politik strategis. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat ini menjabat Menko Infrastruktur dan Pembangunan, sementara Gibran Rakabuming Raka menjabat Wakil Presiden.
Keduanya dinilai mendapatkan keuntungan politik dari popularitas orang tua masing-masing sehingga memiliki modal besar menghadapi pemilu mendatang.
Menurut Ray, tensi politik mulai meningkat ketika mantan Presiden Jokowi menyinggung adanya pihak yang berada di balik isu ijazah palsu.
Pernyataan tersebut dinilai banyak pihak mengarah ke Partai Demokrat. Demokrat kemudian merespons dengan membangun narasi pembelaan dan menghidupkan kembali pengalaman pahit masa lalu saat berhadapan dengan pemerintahan Jokowi.
Ray mencermati bahwa partai tersebut kini mulai kembali melakukan manuver politik, termasuk menjalin kedekatan dengan PKS sebagai sesama partai yang pernah berada di luar pemerintahan.
Baca Juga: Bencana di Sumatera dan Aceh, WALHI Sudah Ingatkan, Pemerintah Longgarkan Izin Eksploitasi Alam
Bagi Ray, pertemuan terakhir antara Demokrat dan PKS menggambarkan potensi kerja sama politik yang lebih intens ke depan.
Nah, sekarang saya lihat Demokrat ini naik lagi nih. Sudah pelan-pelan membangun koalisi. Koalisi dengan partai politik yang sama-sama pernah mengoposisi Pak Jokowi yaitu PKS.
“Maka pertemuan Demokrat dengan PKS kemarin itu diceritakanlah bagaimana pahitnya dulu mereka di eranya Pak Jokowi,’ papar Ray Rangkuti dilansir dari youtube Kompas TV.
“Ia menilai kedua partai itu semakin menunjukkan kedekatan setelah membahas kembali pengalaman mereka sebagai oposisi pada periode pemerintahan Jokowi. Menurutnya, koalisi di antara keduanya mungkin akan terbentuk menjelang kontestasi politik berikutnya,” sambungnya.