Di sisi lain, ia melihat bahwa Gibran memiliki beberapa opsi politik. Meski dikenal dekat dengan Partai Gerindra dan posisinya sebagai wakil presiden sering diasosiasikan dengan kedekatan pada Presiden Prabowo Subianto.
Ray berpendapat bahwa kemungkinan Gibran mengusung kendaraan politik lain tetap terbuka. PSI disebut sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan bila peta koalisi berubah.
Dalam pandangannya, perubahan arah politik bisa saja terjadi karena aturan ambang batas pencalonan presiden tidak lagi menjadi hambatan bagi partai kecil untuk mengusung kandidat.
Ray juga menilai bahwa proses pencitraan politik terhadap Gibran terus dibangun, termasuk dorongan dari Prabowo agar Gibran tampil dalam forum internasional.
Hal ini dianggap sebagai upaya menampilkan kapasitas Gibran sebagai pemimpin muda yang mampu bersaing di tingkat global.
Melihat keseluruhan dinamika, Ray menyimpulkan bahwa persaingan antara AHY dan Gibran menuju 2029 semakin jelas terlihat.***
Baca Juga: BMKG Ungkap Munculnya Anomali Cuaca Ekstrem di Sumatera dan Aceh Dipicu Kerusakan Lingkungan
Artikel Terkait
Dagangan Politik Mugidi Sudah Tak Laku! Sindiran Pedas Amien Rais untuk Jokowi & Gibran
Setahun Prabowo-Gibran, Ganjar: Jangan Cuma Gagah di Janji, Bukti Mana?
Setahun Prabowo-Gibran, Pengamat: Politik Aman Tapi Eksekusi Program Masih Bolong!
Survei Celios Bikin Kaget! Awalil Rizky: Publik Kecewa, Janji Politik Prabowo-Gibran Setengah Hati!
Kemunculan Purbaya Dinilai Ganggu Dominasi Gibran dan Dedi Mulyadi di Sosial Media
Pegiat Media Sosial Nilai Ada Rivalitas Politik Halus antara Prabowo dan Gibran