bisnisbandung.com - Rencana pemerintah untuk melaksanakan redenominasi rupiah menjadi sorotan publik setelah masuk dalam Rencana Strategis Kementerian Keuangan 2025–2029.
Kebijakan penyederhanaan nilai mata uang ini dinilai perlu dijalankan dengan kehati-hatian karena berpotensi menimbulkan dampak ekonomi serius apabila dilakukan tanpa perencanaan yang matang.
Peneliti dari LPEM UI, Mervin Goklas Hamonangan, menilai bahwa keberhasilan redenominasi sangat bergantung pada koordinasi antarlembaga, terutama peran Bank Indonesia sebagai pengendali utama kebijakan moneter.
Baca Juga: Jadi Tersangka Kasus Ijazah Jokowi , Roy Suryo Nilai Penambahan Pasal Terlalu Jahat
“Karena kalau misalkan terjadi secara tiba-tiba dan pelaku usaha tidak siap, bisa jadi justru dampaknya akan menjadi cukup serius,” ungkapnya dilansir dari youtube CNN Indonesia.
Pemerintah perlu memastikan bahwa kondisi makroekonomi dalam keadaan stabil sebelum kebijakan tersebut dijalankan.
Faktor global seperti ketidakpastian ekonomi dunia juga harus menjadi pertimbangan penting dalam menentukan waktu pelaksanaan yang tepat.
Selain faktor makroekonomi, kebijakan redenominasi juga membawa konsekuensi biaya tinggi bagi banyak sektor.
Tidak hanya pemerintah yang harus mencetak dan mendistribusikan uang baru, tetapi juga pelaku usaha yang wajib menyesuaikan sistem keuangan dan operasional mereka.
Baca Juga: Siap-siap! Rp1.000 Jadi Rp1 Mulai 2026, Purbaya: Aturannya Sedang Dirampungkan!
Industri ritel, restoran, dan sektor usaha kecil menengah (UMKM) akan terkena dampak langsung karena perlu mengganti sistem kasir, memperbarui label harga, laporan keuangan, serta perangkat akuntansi.
Fenomena ini dikenal dalam teori ekonomi sebagai menu cost, yaitu biaya tambahan yang timbul akibat perubahan harga atau sistem moneter.
Jika redenominasi dilakukan tanpa kesiapan yang memadai, biaya tersebut akan membebani dunia usaha dan dapat memicu tekanan inflasi baru di tingkat konsumen.
Baca Juga: Pilihan Sepatu Vans yang Bisa Jadi Pilihan saat Ada Promo Sepatu Vans di Blibli!