Ia menggambarkan bahwa warisan politik tanpa pikiran selama satu dekade terakhir telah menghasilkan kerusakan sistemik, mulai dari ekonomi, sosial, hingga tatanan kebudayaan dan kemampuan masyarakat untuk berargumentasi secara rasional.
Pemerintahan Prabowo, dengan demikian, menghadapi tantangan untuk memulihkan kembali ekosistem berpikir di dalam birokrasi dan masyarakat.
Rocky menilai bahwa tugas terbesar Prabowo saat ini bukan hanya memperbaiki kebijakan ekonomi atau hubungan luar negeri, tetapi juga membangun kembali budaya intelektual dalam kekuasaan.
Ia menekankan bahwa kekuatan sejati seorang presiden terletak pada kemampuannya mengelilingi diri dengan para pemikir, bukan sekadar pelaksana.
Tanpa adanya tradisi berpikir yang hidup, kebijakan negara berisiko kehilangan arah dan hanya menjadi reaksi sesaat terhadap tekanan politik atau opini publik.***
Baca Juga: Ribuan Warga Terdampak Penutupan Tambang, PDIP Minta Solusi Konkret dari Dedi Mulyadi